Kades Bondo Canangkan Daerahnya Sebagai Desa Wisata

Melihat banyaknya potensi wisata di daerahnya, kepala desa Bondo Kecamatan Bangsri, Purwanto (51) mencanang desa Bondo sebagai Desa Wisata. Hal itu di sampaikan Purwanto kepada wartawan usai menggelar acara Sedekah Bumi dan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 di kantor  Desa Bondo, Rabu (15/8).

“Desa Bondo kita canangkan menjadi desa wisata. Untuk itu gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat desa harus kita diperkuat dan selalu ditampilkan,” Kata kades beranak dua ini.

Menurutnya, selain potensi pantai dan alam yang dimiliki, Bondo juga memiliki potensi budaya, sejarah dan seni yang melimpah.

“Untuk memajukan itu semua, menurut saya kuncinya ada di gotong royong dan persatuan antar warga.  Jika masyarakat tidak bersatu, maka Desa ini tidak akan maju,” lanjutnya.

Selaku kepala desa, Purwanto mengaku hanya sebagai jembatan saja. Menghubungkan berbagai elemen di tengah masyarakat menuju kondisi yang lebih baik sebagai mana yang diinginkan bersama. Apalagi di desanya, toleransi antar umat beragama begitu kuat dan sudah terjalin sejak lama, menurutnya persatuan merupakan potensi penting untuk membangun daerah di pesisir pantai itu.

Acara sedekah Bumi dengan mengsung tema ‘Mari Kita Tingkatkan Kegotongroyongan Sebagai Cermin Desa Wistaa’ itu dihadiri Bupati Jepara, KH. Ahmad Marjuki SE dan camat Bangsri M. Thorik Alamsyah, SH, MH, juga melibatkan seluruh unsur masyarakat yang ada di Bondo. Bupati Jepara mengapresiasi acara yang dimulai jam 9 pagi itu dan menyambut positif.

“Harapannya kedepan desa Bondo menjadi desa yang lebih baik dan menjadi contoh bagi desa lainnya.”Katanya.

Acara pagi itu dimulai dengan arak-arakan, karnaval dengan menampilkan berbagai kreasi masyarakat dari berbagai RT dan RW. Dimulai dari rumah kepada Desa, mengitari desa sekitar lima kilo dan berakhir di kantor Desa. Selepas karnaval diakhri dengan pagelaran wayang kulit hingga sore dengan menampilkan dalang dari desa Bondo sendiri. 

Pencanangan desa Wisata sendiri sudah direncakan beberapa tahun yang lalu, dimulai dari bibir pantai berpasir putih yang terkenal sudah lama dengan keindahannya itu. Bermula saat para pemuda setempat ingin memaanfaatkan bangunan tak terpakai di dekat pantai untuk kafe dengan memasang fasilitas wifi. Tujuannya untuk mengurangi kenakalan remaja dengan berkumpul dan ngobrol. Pihaknya menyetujui dengan syarat selama membawa kebaikan untuk masyarakat.

Berangkat dari itu, mulai maraklah kafe-kafe di pesisir pantai sepanjang 2 Kilo Meter itu dan akhirnya bisa berdampak secara ekonomi untuk masyarakat sekitar. (ma)

 

Komentar