Jepara, 5News
Bulan Syaban atau Ruwah bagi masyarakat sekitar komplek masjid Mantingan Jepara dianggap sebagai bulan sakral. Masyarakat mengenal istilah megengan, yaitu beramai-ramai menyambut bulan suci Ramadhan, diantranya ziarah kubur. Hal itu disampaikan juru kunci makam Sunan Mantingan, mbah Ali Syafii (63), saat ditemui wartawan Diva, Kamis kemarin (10/5).
‘Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat sekitar biasa mengadakan Megengan/Ruwahan yaitu upaya mengingat dan mendoakan orang-orang yang sudah tiada di bulan Ruwah menjelang bulan suci Ramadhan’, katanya disela-sela kesibukannya melayani para peziarah yang datang silih berganti.
Selain menggelar doa di rumah masing-masing, masyarakat juga menziarahi makam Sultan Hadirin dan istrinya, Ratu Kalinyamat. Kata juru kunci yang sudah mengabdi sejak tahun 2000 itu.
Menurut Mbah Ali, setiap harinya jika hari-hari biasa peziarah bisa sampai 500, namun di bulan Rajab dan Ruwah bisa sampae ribuan. ‘Bisa sampai 5000 orang yang datang, terutama di bulan Ruwah. Puncaknya di Jumat Wage.’ Tegasnya.
Bukan hanya dari masyarakat Jepara saja bahkan banyak juga dari luar kota yang sengaja datang untuk berziarah ke makam tokoh abad 15 Masehi itu.
‘Dari luar negri pun seperti Singapuran, Malaysia, Brunei, Australia, Amerika, Aljazair, Mesir, bahkan dari Saudi pernah berziarah ke sini.’ kata Mbah Ali sembari menyodorkan buku tamu tebalnya.
Farid (28) peziarah asal mojokerto mengaku bahwa komplek makam Sunan Mantingan memiliki kekhasan tersendiri. Terasa adem, akunya.(ma)