Jadilah Seperti Cermin!

(Seri filosofi)

Pengasuh: Bang Husin

Untuk melihat wajah dan tubuhnya, manusia perlu cermin untuk berkaca. Cermin diperlukan untuk beragam keperluan.
Selain bermanfaat untuk berdandan, ternyata cermin menceritakan banyak sifat mulia yang patut diteladani.
Berikut kita simak sifat-sifat cermin:

1. Melihat kebaikan dan keburukan orang yang ada di hadapannya secara seimbang. Artinya, cermin tidak memberikan penilaian berat sebelah.

2. Tidak pernah membesar-besarkan kekurangan, tapi bertutur jujur apa adanya.

3. Menunjukkan kekurangan secara langsung dengan metode yang halus tanpa menyakiti perasaan. Dan tidak pernah bicara keburukan di belakang.

4. Pandai menjaga kehormatan dan kedudukan orang yang bercermin di hadapannya.

5. Cermin bisa memantulkan bayangan secara sempurna saat permukaannya bersih dan jernih. Demikian pula manusia mampu menyampaikan nasehat ketika hatinya bersih dan pikirannya jernih.

6. Cermin yang retak akan menunjukkan kekurangan secara keliru. Orang yang berhati “retak” akan menyampaikan kritikan dengan metode yang salah pula.

7. Saat cermin pecah berkeping-keping, maka pecahannya tidak akan memantulkan bayangan secara utuh. Orang yang sedang terpuruk dan hancur hatinya, tidak akan mampu melihat kenyataan secara bijak.

8. Cermin tidak pernah menyimpan keburukan orang yang bercermin di hadapannya. Ketika cermin ditinggalkan, dia menghapus semua keburukan tersebut.

9. Cermin tidak pernah lelah dalam melakukan pekerjaannya. Meskipun cermin hanya didatangi saat diperlukan, tapi dia tetap setia memberikan nasehat dan arahan untuk perbaikan diri.

Selamat bercermin pada cermin….

*****