Gempa 7 SR Akibatkan 10 Korban Tewas dan Lereng Rinjani Longsor

Gempa 7 Skala Richter

Lombok, 5News.co.id-Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Ricther (SR) kembali mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (19/8) pukul 21.56 WIB malam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun resminya di Twitter menginformasikan bahwa pusat gempa berada di lokasi 8.28 Lintang Selatan – 116.71 Bujur Timur, 30 kilometer Timur Laut Lombok Timur, pada kedalaman 10 kilometer. Menurut BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Baca Juga: Tidak Merata dan Lambat, Warga Korban Gempa Keluhkan Distribusi Bantuan

Setelah porak-poranda akibat guncangan gempa 6,4 SR pada 29 Juli dan gempa 7 SR pada 5 Agustus, wilayah Lombok masih terus menghadapi gempa-gempa susulan. Dari data yang tercatat, BMKG mendeteksi 814 kali gempa susulan di Lombok pascagempa bumi 7 SR pada 5 Agustus.

BMKG Imbau Masyarakat Tidak Panik

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat Nusa Tenggara Barat tidak panik dan mengikuti instruksi pemerintah daerah setempat setelah gempa bumi dengan kekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Timur pada Minggu malam.

Baca Juga: Jangkau Pelosok, Bantuan Korban Gempa Lombok Dari Komunitas Ayo Peduli

Dalam keterangan tertulisnya, Dwikorita mengatakan gempa yang terjadi di Timur Laut Lombok Timur itu tidak berpotensi tsunami. Selain itu dia menganjurkan warga di sekitar pusat gempa menghindari daerah tebing curam karena berpotensi longsor jika terjadi hujan dan gempa susulan. Dwikorita juga mengimbau agar masyarakat mengungsi ke tanah lapang yang jauh dari bangunan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Untuk sementara jangan kembali ke rumah. Carilah tanah lapang yang jauh dari bangunan,” katanya.

Pagi tadi, media-media lokal merilis berita bahwa lapangan terbuka seperti halaman Gedung TVRI, lapangan di dekat Islamic Center Jalan Udayana dan Lapangan Auridi Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), penuh dengan para pengungsi. Mereka mendirikan tenda alakadarnya karena takut pulang ke rumah, khawatir getaran gempa yang berturut-turut membahayakan keselamatan diri dan keluarga mereka. Tidak sedikit warga yang mendirikan tenda di trotoar Jalan Majapahit dan tidur hanya beralaskan tikar di sana.

Korban Tewas dan Luka-Luka

Mobil ambulans terlihat hilir-mudik menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) melaporkan ada 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah dan 6 rumah ibadah rusak.

Baca Juga: Himiadi, Sang Porter Bantuan Korban Gempa Lombok

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya pada Senin (20/8) siang tadi mengatakan bahwa 10 orang yang meninggal dunia berasal dari Kabupaten Lombok Timur 4 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 1 orang. Sampai saat ini Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi.

Lereng Rinjani Longsor

Area perbukitan di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengalami longsor pascagempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter yang terjadi pada Minggu (19/8) pukul 12.10 WITA.

Baca Juga: Peduli Gempa Lombok, Warga Banjaran Bangsri Kumpulkan Donasi

Beberapa warga desa Sembalun Lawang yang berjaga di posko-posko pengungsi mengatakan bahwa mereka melihat debu tebal membubung tinggi dari area perbukitan Anak Dara, Pergasingan, dan Telaga.

Saat gempa dengan kekuatan 7 SR itu terjadi, sumber 5News mengatakan bahwa selama beberapa detik bumi terasa bergoyang seperti ombak di laut. Tak lama kemudian warga desa yang sudah mulai menempati rumah mereka, berhamburan keluar rumah.(hsn)

Komentar