Warga Terdampak Gempa Bumi Cari Bantuan Sendiri Melalui Medsos

Mataram, 5News.co.id – Warga terdampak korban gempa di beberapa lokasi mengeluhkan lambatnya distribusi bantuan yang dikelola pemerintah. Salah satunya adalah dusun Labu Pandan, Sambalia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang terletak di dekat pusat gempa 7 Skala Richter (SR) pada Minggu (19/8) lalu, yang hingga hari ini masih belum tersentuh bantuan dari pemerintah.

Baca Juga: Gempa 7 SR Akibatkan 10 Korban Tewas dan Lereng Rinjani Longsor

Menurut pemberitaan beberapa media nasional, di lokasi itu bisa dibilang 60{87a6ba9263d977182cf0a134e761ac1c7030e18f2a2187e1929c78f85c4b9bec} bangunan ambruk. Warga dusun yang berada di seberang Pulau Gili Sulat itu, tinggal di posko pengungsian sederhana, yang didirikan atas inisiatif tokoh pemuda setempat. Ironisnya dari terpal sampai kebutuhan bahan pokok, mereka harus mencari sendiri.

“Sampai hari ini belum ada bantuan dari pemerintah, sudah empat hari rumah-rumah warga roboh akibat gempa,” kata Munawir Haris, Ketua Yayasan Anak Pantai.

Munawir menceritakan bahwa warga akhirnya terpaksa mendirikan tenda-tenda alakadarnya dan berupaya untuk mendapatkan bantuan dari jejaring mereka sendiri melalui media sosial.

“Saat gempa skala 7 SR yang berpusat di Lombok Utara, warga Dusun Labu Pandan menggalang sumbangan ke daerah itu. Namun sekarang, saat kami tertimpa musibah, tidak ada yang membantu,” keluhnya.

Munawir mengaku sangat kecewa kepada pemerintah setempat, apalagi ketika ditanyakan mengapa belum ada bantuan yang diberikan kepada warga, aparat pemerintah hanya diam saja.

Warga berharap sebuah inisiatif dari pemerintah untuk segera mengambil kebijakan dan tindakan dalam menangani warga yang sedang tertimpa musibah itu.

“Saat ini banyak terjadi saling cemburu di antara sesama warga, itu akibat warga memperoleh bantuan-bantuan secara pribadi,” ujarnya.

“Yang paling dibutuhkan adalah terpal, selimut, air, dan matras. Itu yang pokok, anak-anak banyak yang mulai terserang sakit,” imbuh Munawir.

Munawir Haris juga turut menjadi korban musibah gempa bumi, rumahnya rusak berat bahkan sekolah untuk anak-anak terlantar dan yatim piatu serta klinik orang tidak mampu yang dikelolanya, luluh lantak akibat gempa bumi tersebut.

Warga Cari Bantuan via Medsos

Sejumlah pengungsi gempa bumi di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mencari sendiri bantuan logistik melalui media sosial. Hal itu terjadi karena mereka belum mendapatkan bantuan sejak gempa berskala 7 skala richter (SR) mengguncang wilayah tersebut pada Minggu (19/8) lalu.

Baca Juga: Peduli Gempa Lombok, Warga Banjaran Bangsri Kumpulkan Donasi

Demikian dikatakan Ketua Yayasan Anak Pantai Munawir Haris, warga Dusun Labu Pandan, Sambalia, Lombok Timur sebagaimana dilansir kantor berita ANATARA, Kamis (23/8) siang tadi.

Korban terdampak gempa itu memanfaatkan rekan-rekan dijejaring media sosial, untuk mempertahankan hidup. Walhasil bantuan pun datang terutama dari luar Lombok.

Menurutnya, melalui upaya itu, bantuan pun mulai berdatangan yang kemudian disalurkan kembali kepada pengungsi korban gempa di daerah tersebut. Munawir bahkan berpesan agar warga Lombok jangan terlalu berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Terpal dan selimut sangat dibutuhkan, karena banyak pengungsi dari kalangan anak-anak. Sekarang saja sudah banyak yang terserang penyakit batuk-batuk dan flu,” katanya.

Sementara itu, Rizal Januadi, warga Dusun Sugian, Sambalia, Lombok Timur, juga menyampaikan hal senada. Rizal mengeluhkan bantuan yang tak kunjung tiba, padahal dusunnya berlokasi sekitar lima kilometer dari pusat gempa di Pulau Gili Sulat.

“Tidak mungkin menunggu pemerintah, kita kan harus bertahan. Ya cari sendiri,” tandasnya.

Rudi, warga Desa Belanting, juga berinisiatif mengumpulkan bantuan logistik dari rekan-rekannya yang kuliah di Yogyakarta, Makassar dan Surabaya.

“Pertama kali saya meminta rekan-rekan kuliah untuk turut membantu sejak awal gempa 7 SR yang berpusat di Lombok Utara dan disumbangkan ke Tanjung, Lombok Utara. Sekarang kami jadi korban juga,” katanya.

Enggan Penyaluran Bantuan Lewat Pemerintah

Warga korban gempa 7 Skala Richter (SR) di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), enggan penyaluran bantuan disalurkan oleh pemerintah. Mereka malah menginginkan bantuan disalurkan melalui sukarelawan dari pemuda setiap daerah terdampak gempa.

Baca Juga: Tidak Merata dan Lambat, Warga Korban Gempa Keluhkan Distribusi Bantuan

“Distribusi bantuan itu dibagikan saja melalui relawan dari pemuda di setiap desa,” kata Masinan, warga Desa Sugian, Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/8) pagi tadi.

Masinan menyebutkan bahwa pembagian langsung dari pemerintah itu dikhawatirkan tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan yang dampaknya akan menimbulkan keributan sesama warga.

“Kami curiga bantuan itu ditumpuk begitu saja di kantor desa atau kecamatan,” katanya.

Masinan juga menceritakan pengalamannya pada saat awal musibah gempa bumi melanda daerahnya, saat itu sisa logistik berupa terpal dan beberapa dus tidak juga dibagikan.

“Akhirnya saya meminta paksa untuk dikeluarkan, dan dibagikan kepada pengungsi,” tegasnya.

Labih jauh, Munawir Haris, warga Dusun Labu Pandan, menyarankan pemerintah setempat untuk memberikan pengawasan saja dan memberikan kepercayaan kepada relawan dari warga setempat yang bekerja mendistribusikan bantuan itu.

“Relawan dari warga akan lebih mengetahui kebutuhan untuk pengungsi,” katanya.

Munawir juga menyarankan agar pemerintah terkait segera melakukan tindakan yang melibatkan warga untuk mengetahui siapa saja yang membutuhkan bantuan logistik.

Seperti diketahui, saat ini bantuan untuk korban gempa Lombok Timur masih dikategorikan minim dibandingkan dengan pengungsi di Lombok Utara. Saat ini, mereka membutuhkan bantuan berupa terpal/tenda, selimut, sembako, air dan popok untuk bayi.(hsn)

Komentar