Aqil Siradj: Nasionalis Dan Ulama Harus Bersatu

Blitar, 5News.co.id – Dalam peringatan hari wafatnya (haul-red) Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) di Blitar Jawa Timur, Rabu (20/6) siang tadi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), KH Said Aqil Siradj mengatakan, nasionalis dan ulama serta santri harus bersatu padu agar Indonesia menjadi bangsa yang kuat.

Baca Juga: Poros Mekah vs Beijing Menyesatkan

Aqil Siradj mengingatkan bahwa KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim selalu bergandengan tangan dengan Bung Karno dalam menjaga Indonesia dengan Pancasila sebagai falsafah negara. Dalam kesempatan itu, Aqil Siradj juga mengatakan bahwa dari negara-negara yang ada di seluruh dunia, hanya Indonesia yang falsafahnya menyatukan agama dan keadilan.

“Untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa besar ini, tidak bisa diselesaikan oleh nasionalis atau santri saja, tetapi keduanya harus bersatu,” katanya.

Baca Juga: Yang Ada Poros Indonesia, Bukan Poros Mekah vs Beijing

Berbicara di area makam Bung Karno, Aqil Siradj mengatakan bahwa inti ziarah ada dua, yang pertama adalah mendoakan agar arwah Proklamator RI itu ‎selalu berada dalam rahmat dan lindungan Nya dengan penuh kebahagiaan. Yang kedua, haul adalah momen pengingat bagi putra putri bangsa, agar selalu menjaga Indonesia, dalam kebersamaan antara nasionalisme dan agama.

“Agama dan nasionalisme, harus jadi satu,” tegas Aqil Siradj.

Presiden RI kelima sekaligus putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri, sang cucu Puti Guntur Soekarno, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wasekjen Ahmad Basarah, dan Anggota DPR Nusyirwan Soejono serta mantan Ketua MK Mahfud MD, hadir dalam acara haul tersebut.

Baca Juga: PBNU: Sampai Kapanpun Kami Bersama Bangsa Palestina

Selain itu, calon gubernur Jawa Timur yang berpasangan dengan Puti, Saifullah Yusuf, yang ditemani Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)‎, Muhaimin Iskandar. Hadir juga sejumlah jajaran Kabinet Kerja seperti Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menaker Hanif Dhakiri, Menpora Imam Nahrawi, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, tampak hadir juga dalam acara peringatan wafatnya Bung Karno siang itu.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden RI kelima sekaligus putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kebanggaannya atas predikat yang diberikan PBNU pada Bung Karno.

Baca Juga: PBNU Tegaskan Tidak Ada Kerja Sama NU-Israel

Megawati mengatakan bahwa pada muktamar tahun 1954 di Surabaya, PBNU memberi gelar Waliyul Amri Dharuri Bi Al Syaukah (Pemimpin yang kebijakannya mengikat secara sah bagi umat Islam-red).

“Saya berbangga atas ketegasan sikap Nahdlatul Ulama bahwa Pancasila dan NKRI adalah final, dan tidak ada yang dapat menggantikannya,” tandas Megawati Soekarnoputri disambut riuh rendah tepuk tangan hadirin.(hsn)