Pati, 5News.co.id,- Caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Dapil 1 Pati, Suciyati S.Pd. mengatakan perempuan di era milenial membutuhkan keseimbangan. Dia menerangkan yang di maksud dengan keseimbangan adalah porsi yang seimbang antara pemenuhan kebutuhan fisik material dan spiritual.
Menurut Suciyati, kedua hal tersebut tidak boleh berat sebelah, karena akan menimbulkan dampak negatif khususnya bagi kaum wanita.
“Yang mengerti kebutuhan perempuan tentunya perempuan juga. Era milenial adalah era revolusi budaya juga. Perkembangan teknologi membuat banyak pergeseran nilai dan gaya hidup,” ujar Suciyati kepada 5News.co.id, Sabtu (6/4) pagi di Pati, Jawa Tengah.
“Kemajuan iptek akan berdampak buruk bagi moral, terutama kaum wanita, jika tidak diimbangi dengan pembangunan moral dan karakter,” terangnya.
Kepala Sekolah TK Ibnu Khaldun 02 dan Madrasah Diniyah Dadirejo yang sehari-harinya berprofesi sebagai pendidik itu menekankan perlunya pengembangan dua sisi kehidupan, yaitu sisi materi dan spiritual.
“Antara dunia dan akhirat harus balance,” tegas Ketua Fatayat NU Kecamatan Margorejo itu.
Suciyati mengaku ingin berpartisipasi aktif dalam pembangunan NKRI melalui program-program bagi kaum wanita pada khususnya. Dia juga bercita-cita untuk menciptakan ‘ummah maslahah’ melalui ‘maslahatul ummah’.
“Umat yang baik akan terbangun melalui program atau metode yang baik, istilahnya maslahatul ummah,” kata dia.
Ibu dua orang anak itu menyebut bahwa yang menjadi motivasinya maju sebagai caleg adalah cita-citanya untuk membangun generasi wanita yang berkualitas di era milenial ini. Selain itu, dia merasa prihatin melihat pengaruh buruk perkembangan zaman terhadap kaum wanita.
“Nawaitu bismillah, lillahi ta’ala, saya mohon doa dan dukungannya, khususnya warga Kecamatan Pati, Margorejo, Gembong dan Tlogowungu yang menjadi dapil saya. Jangan sampai ajaran dan tradisi guru-guru kita menjadi pudar dan hilang gara-gara pilihan politik yang salah. Pilihlah caleg yang benar-benar mengerti kebutuhan masyarakat,” pesan wanita kelahiran tahun 1983 itu.(hsn)