
Sleman, 5NEWS.CO.ID,- Sepak bola Indonesia kembali berduka atas tewasnya suporter PSS Sleman Aditiya Eka Putranda (18) yang diduga dianiaya oleh orang tak dikenal usai menyaksikan laga PSS Sleman vs Persebaya Surabaya, Minggu (28/08/22) dini hari.
Peristiwa naas itu terjadi di perlintasan kereta api Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (28/08).
“Pas di simpang kereta itu kan berhenti kemudian ada kereta lewat. Itu kemudian ada beberapa orang yang kemudian melakukan pengeroyokan di situ,” kata Kapolres Sleman AKBP Achmad Imam Rifai, Minggu (28/08).
Ia kemudian memaparkan bahwa korban tewas dengan beberapa luka akibat serangan benda tajam di tubuhnya.
Sejumlah terduga pelaku pengeroyokan pun telah berhasil diamankan polisi. “Ada laporan terkait dengan penganiayaan, beberapa orang sudah kita amankan, kita lakukan pendalaman oleh Reskrim, terkait dengan perannya masing-masing seperti apa. Intinya membuat terang peristiwa itu sebenarnya kejadianya seperti apa,” ucapnya.
Dan diketahui, jenazah Aditiya telah dimakamkan di Makam Suci Modinan, Banyuraden, Gamping, Kabupaten Sleman.
Hingga Senin (29/08/22), Polisi berhasil menangkap 18 orang dalam kasus tersebut. Dari jumlah tersebut 12 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Seluruh tersangka merupakan laki-laki, bahkan satu tersangka masih di bawah umur.
Mereka masing-masing inisial HN (40), AE (21), KI (26), YM (22), AP (29), AE (18), AS (20), SM (37), AB (19), RF (22), FS (31), dan JN (17). Semua tersangka merupakan warga Gamping, Kabupaten Sleman.
“Tim gabungan dari Satreskrim Polres Sleman dan Polsek Gamping melakukan penyelidikan dan dapat diamankan 12 pelaku yang di mana rata-rata warga Gamping,” kata Wakapolres Sleman Kompol Andhyka Donny Hendrawan saat konferensi pers di Mapolres Sleman, Senin (29/8).
Dan pada kesempatan yang sama, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Ronny Prasadana menambahkan, kejadian ini bermula saat rombongan korban pulang menonton pertandingan PSS Sleman vs Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo pada Sabtu (27/8) malam.
“Rombongan korban pulang berempat melewati TKP Jalan Bibis, Gamping, selanjutnya menunggu palang rel selesai karena ada kereta api yang lewat. Setelah kereta api lewat rombongan korban ditabrak oleh rombongan tersangka,” kata Ronny.
Setelah ditabrak, rombongan korban kemudian dianiaya oleh para pelaku. Polisi membeberkan dalam kejadian itu satu orang yakni Aditya Eka Putranda meninggal sementara tiga orang lainnya mengalami luka, inisial ABS (18), G (24), dan R (24).
“Salah satu dari empat rombongan korban, meninggal dunia dan lainnya terdapat luka bacok,” jelasnya.
Ia juga mendetailkan mengenai dua motif yang mendasari peristiwa pengeroyokan tersebut. Pertama yakni soal balas dendam. Namun polisi masih mendalami hal tersebut.
“Motif ada dua menurut analisa kami, pertama adanya peristiwa sebelum ini dari para pelaku menurut mereka terhadap peristiwa suporter dari BCS (Brigata Curva Sud, kelompok suporter PSS) itu menyerang mereka duluan. Itu kami masih dalami kebenarannya, kapan peristiwanya dan ada laporan polisinya atau tidak,” kata Ronny.
Motif kedua yakni adanya provokasi yang dilakukan oleh salah satu tersangka yang masih di bawah umur. Dia mengaku telah dikejar oleh kelompok suporter BCS.
Lebih lanjut, Ronny juga menyebut saat mencegat kelompok korban, kelompok tersangka ini sempat menyebut diri mereka sebagai salah satu kelompok suporter di Jogja.
“Untuk kelompok (tersangka) tersebut memang warga di sana, namun waktu mencegat rombongan korban ada kata-kata (sebut nama salah satu kelompok suporter di Jogja),” paparnya. (mra)
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
— PSS (@PSSleman) August 28, 2022
Keluarga besar PSS Sleman mengucapkan turut berduka atas berpulangnya saudara kita, Aditiya Eka Putranda.
Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. pic.twitter.com/n29OES7zdP