Demo Tolak Omnibus Law di Semarang: Antara Aksi, Shalawat dan Orasi

spanduk yang dibentangkan massa aksi penolak omnibus law di Semarang (dok. istimewa)

Semarang, 5NEWS.CO.ID, – Massa penolak Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Semarang melakukan long march sejauh 12 kilometer pada Rabu, (11/03/20). Mereka memulai aksi dari Taman Lele Kecamatan Tugu menuju Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Kota Semarang.

Long march tersebut dikawal aparat kepolisian hingga depan gubernuran. Massa yang menamakan diri Rakyat Jawa Tengah Melawan (Rajam) itu terdiri dari organisasi buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil.

Di depan gubernuran, perwakilan massa berorasi secara bergantian di atas mobil komando. Mereka menilai banyak poin di RUU Cipta Kerja yang tak berpihak kepada rakyat dan meminta pembahasan RUU itu tak dilanjutkan.

“Hentikan pembahasan omnibus law, Selama ini belum ada omnibus law saja banyak perusahaan yang melanggar,” kata perwakilan massa, Mulyono.

Dia menyoroti aturan dalam omnibus law tentang ketenagakerjaan. Menurut dia, banyak aturan yang melemahkan buruh, misalnya untuk berserikat, penghapusan cuti hamil dan haid, pengurangan pesangon.

Namun, ada suatu keunikan dari aksi yang berlangsung pada siang hari tersebut. Salah seorang orator berhijab naik ke mobil komando dan mulai berorasi sambil melantunkan syair shalawat asyghil yang membuat cuaca terik siang hari itu menjadi lebih sejuk.

https://platform.twitter.com/widgets.js

Hal itu merupakan cerminan bahwa wanita juga mempunyai peran dalam pergerakan yang menentang segala bentuk ketidakadilan terhadap rakyat. (mra)