
Washington, 5NEWS .CO.ID,- Presiden AS Donald Trump disebut telah memerintahkan pembunuhan Komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasim Soleimani. Ia meninggal dalam serangan udara di Baghdad, Iraq. Pentagon menyebut pembunuhan itu sebagai ‘langkah defensif untuk melindungi personil AS di luar negeri’.
Seperti dilansir AFP, Jumat (03/01/12) sesaat setelah terdengar kabar kematian Soleimani, Trump memposting gambar bendera AS di akun Twitternya tanpa penjelasan apapun. Beberapa saat kemudian pentagon atau Departemen Pertahanan AS merilis pernyataan resmi.
“Atas arahan Presiden (Donald Trump), militer AS telah mengambil langkah defensif tegas untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, yang ditetapkan AS sebagai Organisasi Teroris Asing,” ungkap Pentagon.
Pentagon juga menambahkan bahwa serangan itu bertujuan untuk mencegah rencana serangan Iran yang akan terjadi di masa mendatang.
Garda Revolusi Iran telah mengonfirmasi kematian Soleimani dalam serangan udara yang dilancarkan helikopter militer AS di Bandara Internasional Baghdad, pada Jumat (03/01) pagi waktu setempat. Serangan udara itu juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis yang menjabat wakil komandan Hasheed al-Shaabi atau Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).
Seperti diketahui, pekan ini anggota milisi Hasheed al-Shaabi bersama warga Iraq menyerbu dan mengepung Kedutaan Besar AS di Baghdad. Upaya ini dilakukan dalam rangka membalas serangan udara AS terhadap markas Hasheed.
AS sebelumnya menyebut bahwa serangan ke markas milisi Hasheed merupakan respons atas serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di Iraq.
Dilansir dari AFP, serangan udara AS itu mengenai konvoi milisi Hasheed yang menjemput Soleimani dari bandara Baghdad. Sedikitnya 8 orang termasuk Soleimani dan al-Muhandis meninggal dunia dalam serangan yang disebut atas perintah Presiden Trump itu. (mra)