
Pati, 5NEWS.CO.ID,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati telah menegaskan bahwa stok daging menjelang lebaran dipastikan aman dan melimpah. Hal ini diungkapkan langsung oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati.
Kepala Dispertan Pati, Nikentri Meiningrum mengatakan bahwa minat peternak warga Pati sangat tinggi, jika dibandingkan dengan kebutuhan daging. Sehingga bisa dipastikan stok daging di Pati melimpah, Selasa (18/4/2023).
“Stok kebutuhan daging aman dari populasi kita dari peternak baik sapi kerbau, kambing domba dan ayam secara keseluruhan kita surplus,” kata Niken saat dikonfirmasi awak media, Selasa (18/4/2023).
Selain itu, dirinya menambahkan bahwa saat ini kabupaten dapat menyuplai daging ke luar Pati. Dikarenakan jumlah daging sangat banyak dan melebihi kebutuhan masyarakat.
“Justru kita mengirim keluar dari daerah Pati,secara populasi setiap bulannya kita bisa mengirim sebanyak 300-400 ekor sapi ke DKI, Jawa Barat,” paparnya.
Tak hanya itu, daging unggas seperti ayam juga dipastikan tak kalah dengan daging Sapi dan jumlah bahkan melebihi kebutuhan masyarakat Pati. Atas hal ini stok daging-daging itu menjadi pemasok kebutuhan di luar jawa.
“Sedangkan daging unggas atau ayam kita bisa cukupi dan kita bisa kirim ke luar pati bahkan, bahkan keluar jawa,” terangnya.
“Kita mempunyai RPH pak yang dikelola oleh swasta dimana rumah potong unggas ini rata-rata bisa memotong unggas sampai 100 Ribu per hari, kemudian bisa dikirim ke Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi,” lanjutnya.
Sehingga dirinya meyakini bahwa sampai hari lebaran kebutuhan daging inshallah untuk kebutuhan daging Kabupaten Pati aman dan terkendali. Dengan harga relatif stabil.
“Masalah harga ini masih stabil belum ada kenaikan yang signifikan, seandainya naik ketika mendekati hari-H, dan saya kira masih wajar lah, dan dari pedagang kita ya mencari keuntungan katanya begitu, tapi dengan harga yang terlalu tinggi,” tegasnya
Berbeda dengan telur, menurutnya Kabupaten Pati sangat minim penghasil telur, jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Selama ini Kabupaten pati mengandalkan kiriman dari luar daerah.
“Tetapi kebutuhan telur memang kebutuhan dari tingkat populasi hanya 70 persen yang diproduksi oleh peternak kita, sementara kita membutuhkan suplai dari daerah lain yaitu Kabupaten Blitar Jawa Timur,” tutupnya. (hus)