Tahun 2022, Angka Kecelakaan di Kabupaten Pati Relatif Tinggi

Gambsr ilustrasi.

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Angka kecelakaan kendaraan yang terjadi di kabupaten Pati tahun 2022 relatif tinggi. Bahkan, sampai termasuk yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Berdasarkan data dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Pati melalui Unit Laka Lantas menyebutkan bahwa hingga bulan November mencapai 1310 kasus kecelakaan di Pati.

Data tersebut menyebutkan bahwa korban meninggal dunia (MD) sebanyak 160 kasus, kemudian kategori luka ringan (LR) 1526 dan luka Berat (LB) hanya terdapat 1 kasus.

Kepala Unit Laka Lantas, IPDA Inung Hesti Yugastanto yang disampaikan melalui Bintara Administrasi (Bamin) Laka, Bripka Rahmat menyampaikan kecelakaan yang terjadi mayoritas dikarenakan dipengaruhi oleh human error atau kelalaian dari pengendara.

“Kalau berdasarkan data ya kecelakaan itu karena human error mas, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi aktivitas pasca Covid-19 yang juga meningkat,” ujar Bripka Rahmat melalui keterangan tertulisnya, Jumat (30/12/2022).

Disisi lain, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kantor Jasa Raharja Perwakilan Pati, Andika Kusuma Jaya menegaskan bahwa berdasarkan datanya dengan total kasus kecelakaan tersebut, menjadikan wilayah Pati masuk 5 besar tertinggi kecelakaan di Provinsi Jawa Tengah.

Dia menambahkan  bahwa hingga November  ini, penyaluran Santunan kecelakaan telah mengalami kenaikan hingga Rp 12 Miliar jika dibandingkan dengan tahun 2021.

“Dari kenaikan santunan mas, kalau untuk angka kecelakaan nanti bisa konfirmasi ke Satlantas ya, itu kita berada di peringkat 5 tertinggi untuk kasus kecelakaannya,” kata Andika saat dikonfirmasi, Jumat (30/12/2022).

Lebih lanjut, Andika juga memaparkan bahwa kondisi tersebut, disinyalir karena ada peningkatan mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19. Sehingga aktivitas yang dilakukan masyarakat juga kembali normal.

Selain itu, juga dikarenakan tingkat kesadaran berkendara masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas masih cukup rendah.

“Banyak faktor, salah satunya mungkin tahun lalu kita masih pandemi dan sekarang sudah endemi, aktifitas dan mobilitas warga juga kembali normal. Serta berkaitan dengan tidak dibarengi dengan kesadaran dalam berkendara,” tandasnya. (hus)