
Surabaya, 5NEWS.CO.ID, – Dalam empat hari terakhir, Kota Surabaya, Jawa Timur dilabeli warna hitam dalam peta penyebaran virus corona dan menjadi sorotan publik.
Menurut Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pasien positif corona di Surabaya lebih dari 2.000 kasus. Namun tak serta masuk zona hitam seperti tertera di peta.
Terkait warna hitam dalam peta, Khofifah menjelaskan bahwa itu bukan warna hitam melainkan merah tua.
“Seperti di Sidoarjo yang angka kasusnya 500 sekian merah sekali, kalau angkanya 2.000 sekian (Surabaya) merah tua,” ungkap Khofifah, Rabu (3/6/2020) kemarin.
Ketua Rumpun Kuartif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengaku dirinya merasa kawatir dengan penularan corona diwilayah Surabaya Raya, karena berpotensi menjadi Kota Wuhan, China.
“65 persen COVID-19 ada di Surabaya Raya, ini tidak main-main kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan,” jelas Joni, Rabu (3/6).
Ia juga mengatakan pihaknya memang tengah fokus menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) COVID-19, terutama di Suarabaya yang saat ini masih mencapai angka 1,6.
Saat ini Kota Surabaya sendiri memang sempat ditakutkan akan menjadi wilayah dengan sebaran corona tertinggi di Indonesia.
Sementara Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Diantaranya adalah tracing atau pelacakan dan pemetaan suatu wilayah secara masif.
“Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu dimana, kemudian siapa saja di situ,” ujar Risma.
Berikut update virus corona di Surabaya dan Jawa Timur berdasarkan data yang dilansir dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id dan infocovid-19.jatimprov.go.id pada Kamis (4/6/2020).
Jumlah pasien COVID-19 sembuh meningkat 25 persen, totalnya kini 300 orang. Sedang pasien positif bertambah 55 kasus jadi totalnya 2.803 kasus. Meninggal bertambah jadi 3 orang.(dbs/sari)