
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Beberapa hari terakhir kita mungkin merasakan suhu udara di sekitar terasa lebih panas dari biasanya, dan hal ini sangat terasa apalagi saat siang hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun buka suara mengenai penyebab suhu udara panas di Indonesia.
Pelaksana tugas Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko mengatakan, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Sehingga, potensi suhu udara panas seperti yang sedang kita rasakan saat ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu udara maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, tak heran jika suhu udara terasa panas.
Tercatat suhu lebih dari 36 derajat Celsius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi, dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.
“Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I, Medan yaitu 37 derajat Celsius,” kata dia.
Namun catatan suhu udara panas ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan Oktober.
Setidaknya terdapat dua hal yang menjadi penyebab suhu udara panas atau suhu mencapai maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini:
- Kedudukan semu matahari terhadap suhu udara
Pada bulan Oktober, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.
Sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.
- Suhu udara dan kondisi cuaca cerah
Berikutnya adalah kondisi cuaca yang cerah, hal ini mengakibatkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.
“Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis Kompasu di Laut China Selatan bagian utara yang menarik masa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan serta menjauhi wilayah Indonesia, sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah dan berawan dalam beberapa hari terakhir,” tambahnya. (mra)