Serangan Udara Israel Sasar Kantor Associated Press (AP) dan Al Jazeera

Serangan udara Israel yang menyasar kantor berita Associated Press (AP) dan Al Jazeera. (Foto: Mohammed Salem/Reuter)

Gaza, 5NEWS.CO.ID,- Serangan udara Israel menghancurkan sebuah gedung bertingkat yang menampung kantor berita Associated Press (AP) dan Al Jazeera. Serangan mengejutkan tersebut terjadi di Jalur Gaza, pada Sabtu (15/05/21).

“Kami kaget dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung kantor berita AP dan organisasi berita lainnya di Gaza,” ungkap Kepala Eksekutif AP Gary Pruitt dalam sebuah pernyataan dilansir dari AP.

“Dunia hanya akan mengetahui lebih sedikit mengenai peristiwa di Gaza, karena apa yang terjadi hari ini,” lanjutnya.

Dikteahui, gedung itu menampung sejumlah kantor, termasuk media Al Jazeera.

Dalam sebuah video yang disiarkan Al JAzeera, pemilik gedung Jawwad Mahdi meminta waktu 10 menit kepada perwira intelijen Israel agar mengizinkan para jurnalis masuk ke dalam gedung mengambil peralatan berharga mereka sebelum dibom.

Sebelum pengeboman terjadi, Israel telah memperingatkan akan melakukan serangan dalam waktu satu jam. Tiga rudal menghantam gedung 12 lantai itu dan membuatnya rubuh seketika.

“Yang saya minta membiarkan empat orang masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka,” katanya.

“Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 menit,” imbuh dia mengingat negosiasi dengan petugas lewat telepon.

Ketika petugas tersebut menolak permintaan itu, Mahdi menyebut mereka telah menghancurkan pekerjaan, kenangan, dan kehidupannya, “Saya akan menutup telepon, melakukan apa yang Anda inginkan. Ada Tuhan.”

Menanggapi serangan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gedung itu digunakan oleh intelijen militer Hamas Palestina.

“Itu bukan gedung yang tak memiliki kesalahan,” tegasnya.

Israel secara rutin menyebut kehadiran Hamas sebagai alasan untuk menargetkan bangunan. Mereka juga menuding Hamas menggunakan jurnalis sebagai tameng manusia.

Seorang juru bicara militer Letnan Kolonel Jonathan Conricus menolak memberikan bukti yang mendukung klaim militer itu, dengan mengatakan akan membahayakan upaya intelijen.

“Saya pikir itu permintaan yang sah untuk melihat lebih banyak informasi, dan saya akan mencoba memberikannya,” katanya.

Tentara, lanjutnya, berkomitmen pada jurnalis, keselamatan, dan kebebasan mereka dalam bekerja. (mra/nsa/bir)