
Banyumas, 5NEWS.CO.ID,- Menjelang bulan suci Ramadhan, Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Karesidenan Banyumas mengadakan tes kenaikan sabuk dari tingkat jambon ke tingkat hijau dan hijau ke tingkat putih.
Sebagai perguruan beladiri silat dengan jumlah anggota terbesar di Indonesia, PSHT terus melakukan regenerasi dan mencetak pesilat-pesilat lokal untuk menjaga dan melestarikan seni bela diri warisan budaya leluhur ini.
Dengan semangat tinggi membangun persaudaraan, tiga cabang PSHT Karesidenan Banyumas, cabang Cilacap, Banyumas dan Purbalingga serentak pada Minggu 4 April 2021 mengadakan tes kenaikan dari sabuk hijau ke sabuk putih, mentasbihkan ratusan warga baru PSHT.
Dari cabang Cilacap, sebanyak 126 siswa diangkat jadi warga baru. Dari Banyumas sebanyak 115 warga dan dari Purbalingga sebanyak 100 warga.

“Total di tiga Kabupaten sejumlah 341 orang,” terang Adikhun Sugino, Ketua Rayon Kaliwinasuh.
Sementara untuk PSHT Cabang Banjarnegara masih mengadakan tes dari tingkat jambon ke tingkat hijau untuk dua rayon, Rayon Kaliwinasuh dan Rayon Klampok.
“Untuk Banjarnegara ujiannya nanti setelah Idul Fitri,” ujar Sugino.
Ada empat tingkat sabuk dalam perguruan pencak silat yang berasal dari Madiun ini, polos, jambon, hijau dan putih. Polos melambangkan bunga teratai, jambon melambangkan kuncup teratai, dan hijau melambangkan bunga yang sudah mulai mekar.
“Tingkat putih, melambangkan teratai mekar, sudah dewasa. Sudah jadi warga, yang harus suci, bersih pikirannya kembali pada Tuhan Yang Maha Esa,” terangnya.
Adikhun menuturkan, ajaran PSHT tak hanya sekedar olah tubuh dan bela diri, tapi lebih dari itu untuk membentuk pribadi yang berbudi luhur dan bermanfaat bagi sesama, bangsa dan negara. Ajaran ini diajarkan dalam materi ke-SH an.
“Ajaran PSHT untuk mendidik manusia berbudi luhur, tahu benar salah. Ini sumbangsih PSHT bagi NKRI,” pungkasnya.

Dan salah satu keistimewaan PSHT adalah, dalam ajarannya sangat kental spirit Bhinekka Tunggal Ika. Sugino dalam setiap latihan selalu menekankan bahwa semua siswa dan warga bahwa semangat persaudaraan PSHT itu bersaudara tanpa memandang agama, ras, miskin-kaya, atau tua-muda.
Ini kiranya yang menjadi kunci PSHT bisa menjadi perguruan pencak silat dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. (Muh)