Presiden Iran: Trump akan Berakhir Seperti Saddam Hussein

Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Presiden Iran Hassan Rouhani mengeluarkan serangkaian komentar pedas terhadap Trump, bahkan menyamakan orang penting AS itu dengan almarhum Presiden Irak Saddam Hussein.

Dalam pertemuan Kabinet, Rouhani menyatakan bahwa Trump kemungkinan akan mengalami nasib yang mirip dengan Hussein, yang telah mengobarkan perang selama bertahun-tahun melawan Iran pada 1980-an dan kemudian digantung pada 2006 karena perannya dalam pembantaian Dujail 1982.

“Nasib Presiden AS Donald Trump tidak akan lebih baik dari Saddam Hussein,” kata Rouhani dalam komentar yang diperoleh Kantor Berita Fars, (24/12/20).

“Kami memiliki dua makhluk gila dalam sejarah yang memaksakan perang terhadap rakyat. Salah satunya adalah Saddam, dan yang lainnya adalah Trump,” ujarnya.

“Saddam memberlakukan perang militer, dan Trump memberlakukan perang ekonomi pada kami,” lanjutnya, sebelum mencatat bahwa Iran “bersatu selama perang dan mengalahkan Saddam.”

Dia menambahkan, “Kami juga menyaksikan hari ketika orang gila itu dieksekusi.”

Adapun terkait sanksi AS terhadap Iran, Rouhani menyatakan bahwa negaranya “tidak membiarkan perang ekonomi ini mencapai tujuannya.”

Pernyataan Rouhani datang beberapa minggu sebelum Trump diperkirakan akan meninggalkan Gedung Putih pada Hari Pelantikan, ketika Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengambil kendali politik.

Para pejabat Iran berharap bahwa setelah Biden mengambil alih, AS akan bergabung kembali dengan JCPOA dan memulai proses mencabut sanksi yang memengaruhi penjualan minyak, impor, dan transaksi keuangan Iran.

Presiden Iran ini mengindikasikan bahwa dia “tidak ragu” bahwa di bawah kepresidenan Biden, AS akan melanjutkan perannya sebagai penandatangan JCPOA.

Biden telah mengumumkan bahwa dia bermaksud untuk melanjutkan pembicaraan dengan Iran, tetapi tidak jelas banyak prioritas yang akan menjadi masalah bagi pemerintahan yang akan datang.

Menjelang pengambilalihan Biden, ketegangan antara AS dan Iran kemungkinan besar akan mencapai titik didih baru.

Baru-baru ini, beberapa kepala pertahanan Trump berkumpul di Gedung Putih pada hari Rabu untuk membahas kemungkinan tanggapan terhadap Iran atas pemboman 20 Desember di Zona Hijau Irak, tempat Kedutaan Besar AS berada.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim Iran terlibat dalam serangan itu.

Trump kemudian turun ke Twitter untuk menawarkan beberapa “nasihat kesehatan yang bersahabat untuk Iran” dengan menyatakan: “Jika satu orang Amerika terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran.” (mra)