
Pati, 5NEWS.CO.ID, – Lockdown atau isolasi (kunci mati), yang bermakna mengunci pergerakan virus Corona, atau bisa juga menutup Indonesia dari wilayah atau daerah yang sudah tertular Corona menjadi polemik baru, setelah mewabahnya Covid-19 di seluruh dunia dan ditetapkan WHO sebagai pandemi global.
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan bahwa salah satu opsi yang bisa dilakukan dalam menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 ialah Indonesia harus melakukan kuncimati alias lockdown sebagaimana yang telah dilakukan negara-negara lain.
Namun menurutnya, lockdown hanya sekadar opsi dan belum tepat jika harus dilakukan dalam waktu dekat.
“Lockdown menurut saya adalah opsi, tapi kita masih jauh dari opsi tersebut. Kita punya PR yang utama, sosialisasi. Di kota saja masih kurang gimana daerah. Karena lockdown tanpa sosialisasi dan diseminasi informasi almost means nothing,” kata Meutya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/03/20).
Meutya memandang, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah awal sebelum memutuskan untuk melakukan lockdown terhadap Indonesia. Langkah awal yang dimaksud ialah sosialisasi serta diseminasi informasi yang meluas dan merata kepada seluruh masyrakat.
“Lockdown tapi masyarakat gak di-educate dia akan menyebar di dalam nanti. Lockdown itu kan dari luar gak bisa masuk. Jadi kalau gak ada diseminasi informasi itu tidak akan efektif. PR pertama sebelum lockdown adalah diseminasi informasi mulai hari ini. Karena kami belum lihat dari Kominfo, baru tadi malam. Harus masif semasif cara virus ini bekerja,” ujarnya.
Di lain sisi, Partai Demokrat mendesak Presiden Joko Widodo menerapkan kebijakan lockdown atau mengisolasi wilayah di Indonesia untuk menyikapi penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menjelaskan lockdown dapat mulai diterapkan di tiga pintu gerbang utama Indonesia yaitu Bali, Batam, dan Jakarta demi menekan perkembangan Covid-19.
“Saya mengimbau, mendorong, dan mendukung pemerintah untuk wajib melakukan lockdown secara nasional segera mungkin, yang mana lockdown dapat dimulai di tiga pintu gerbang utama Indonesia,” kata Putu, Minggu (15/3).
Putu menyatakan pemerintah tidak boleh menunggu dampak Covid-19 semakin besar. Dia juga meminta pemerintah tidak bingung dan gagap dalam menyikapi situasi penyebaran virus corona saat ini.
“Segera ambil sikap berlakukan lockdown nasional selama beberapa pekan untuk menekan penyebaran virus corona ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan lockdown semua ataupun sebagian wilayah negara untuk menghentikan penyebaran wabah tersebut.
“Kami (pemerintah) tidak akan memberikan opsi lockdown,” ujar Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/03/2020).
Yurianto menuturkan, kalau dilakukan lockdown, pemerintah tidak bisa melakukan pergerakan untuk menghentikan virus corona.
“Kalau di lockdown, malah kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi tentunya ini akan menjadi keputusan bersama yang akan segera dikoordinasikan di tingkat kementerian,” ucap dia.
Tak hanya itu, Yurianto menuturkan ditetapkannnya virus corona sebagai pandemi global, karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja di dunia ini.
Sementara itu, kebijakan lockdown ini juga akan menimbulkan kerugian bagi para pekerja lapangan seperti ojol, kurir serta beberapa pekerjaan lain yang memang harus dikerjakan di lapangan.
https://platform.twitter.com/widgets.jsTadi naik taxi online, ngobrol banyak sama bapaknya, termasuk tentang covid-19. Bapaknya bilang gini “Kalo di-lockdown, ya orang2 yang kerja di kantor enak pak, gajinya tetep jalan. Lah orang2 yang kerja di lapangan seperti saya gimana? Gak keluar, gak hidup keluarga saya pak.”
— Jerome Polin Sijabat (@JeromePolin) March 15, 2020
“Kalo di-lockdown, ya orang-orang yang kerja di kantor enak pak, gajinya tetap jalan. Lah orang-orang yang kerja di lapangan seperti saya gimana? Gak keluar, gak hidup saya pak,” ujar salah satu sopir taxi online (15/03), dikutip dari akun Twitter @JeromePolin. (mra)