
Jepara, 5NEWS.CO.ID, – Ibu petinggi Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Jepara berperan sebagai pemimpin yang menghargai perbedaan dan perdamaian. Kata Pendeta Sumihar Tambunan saat peserta Social Justice Youth Camp (SJYC) 2019 Jateng mengunjungi Gereja GKMI Plajan, Sabtu (3/8/2019).
“Maka kami semua pun berusaha memposisikan diri sebagai masyarakat desa Plajan. Karena desa kami terkenal dengan masyarakat yang senantiasa damai dan saling menghargai,” kata Pendeta kelahiran Toba Sumatra Utara itu.
Seperti sejak beberapa tahun lalu, katanya, empat agama yang ada di Plajan (Islam, Kristen, Hindu, Budha) diberi kesempatan berdoa bersama untuk mendukung kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai.
“Bahkan di desa Plajan, mungkin hanya satu-satunya di Indonesia ada pekuburan yang diperuntukan untuk 3 agama. Nama pekuburannya Tritunggal,” katanya di hadapan 25 peserta dari berbagai daerah se Jateng itu.
Pernah ada konflik antar agama? Tanya salah satu peserta. Menurut Sumihar selama ini tidak pernah ada konflik. Jika pun ada, sangat kecil dan secepatnya diselesaikan.
“Kami katakan tegas ke jemaah, jangan sekali-kali membicarakan atau mempermasalahkan keyakinan agama orang lain,” tegasnya.
Sebab bisa mengundang reaksi dari yang lain, apalagi jika menimbulkan kesalahpahaman.
SJYC dilaksanakan di Desa Plajan dari 1- 4 Agustus 2019. 25 peserta dengan beragam agama live in di rumah penduduk Desa Plajan. Diharapkan peserta bisa belajar toleransi dan saling menghargai secara langsung. (mas)