
Washington DC, 5NEWS.CO.ID, – Pentagon menyebutkan bahwa meskipun terkena sanksi selama bertahun-tahun, Iran tetap mampu mengembangkan sistem rudal yang tak tertandingi di kawasan timur tengah, bahkan melebihi Israel.
Menurut laporan yang dirilis oleh Badan Intelijen Pertahanan, misil yang dikembangkan Teheran sangat berkembang dari semua segi, baik dari segi ukuran, jumlah, maupun kecanggihan mampu mereka tingkatkan secara signifikan.
Pentagon juga memperlihatkan bagaimana Iran mengembangkan sistem rudal mereka se strategis mungkin dan se efisien mungkin, karena mereka sangat memiliki keterbatasan di sektor angkatan udara.
Dilansir dari AFP, Selasa (20/11/2019), Iran masih bertumpu pada jet tempur buatan AS yang di pesan oleh Shah Reza Pahlevi dulu, sebelum ia digulingkan dalam revolusi Iran pada 1979.
“Kurang dalam angkatan udara, mereka mengembangkan rudal jarak jauh untuk mengatasi musuh mereka seperti AS, Israel, dan Arab Saudi,” bunyi kutipan laporan Pentagon itu.
Salah satu pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya juga mengatakan bahwa kekuatan nuklir Iran adalah yang terbesar, bahkan Israel pun tidak akan bisa menyamai kekuatan nuklir mereka.
Ia juga menyebutkan bahwa kemungkinan rudal Iran mampu menjangkau jarak hingga kisaran 2.000 kilometer, dan mampu menjangkau Tel Aviv serta Saudi sekaligus.
Untuk menghasilkan teknologi rudal yang sedahsyat itu, Iran diketahui hanya membutuhkan anggaran sekitar 20,7 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 291 triliun untuk militer pada tahun 2017.
Beberapa tahun sebelumnya, mereka diketahui mengalami keterpurukan ekonomi karena terkena berbagai sanksi setelah Trump keluar dari perjanjian nuklir 2015.
Negara yang berbentuk Republik Islam itu dijatuhi embargo oleh PBB sejak 2016, setelah mereka melakukan impor senjata terakhir. Namun, embargo tersebut akan habis 5 tahun setelah implementasi perjanjian nuklir.
Petinggi Pentagon juga menyebutkan bahwa China dan Rusia menjadi dua negara dengan peluang besar untuk menyuplai persenjataan kepada Iran. Karena pemimpin iran juga menyebutkan bahwa pertahanan mereka penting. (mra)