Penghuni Lapas Perempuan kelas IIA Pontianak 90 Persen karena Kasus Narkoba

Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIA Pontianak. (Foto: istimewa)

Pontianak, 5NEWS.CO.ID,- Sebanyak 225 dari warga warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIA Pontianak, 90 persen diantaranya adalah kasus narkoba. Selain itu kapasitas penghuni Lapas tersebut sudah melebihi kapasitas daya tampung. 

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II A Pontianak, Jaleha Khaera mengatakan bahwa, “Saat ini kapasitas lapas kita 150 orang, tapi penghuni hari ini sudah mencapai 255 orang, jadi sudah over kapasitas, sedangkan kasus yang menonjol adalah tentang narkotik, kurang lebih ada 90 persen dari kasus narkoba,” Selasa, 20 April 2021.

Selain itu, pihak Lapas juga memberikan program rehabilitasi terhadap 20 orang warga binaan, hal tersebut dilakukan sesuai dengan seleksi yang telah ditentukan.

Jaleha lebih jauh menjelaskan, “Pada saat ini kita juga melakukan program rehabilitasi, tahun ini kita diberi kuota 20 orang, mereka itu diseleksi melalui pertahapan, pelatihan seperti perubahan mental, yang jelas disampaikan di sana bahwa narkoba itu berbahaya sehingga itu harus dihindari”.

Selain itu, masih ada beberapa program yang dilakukan pihak LPP Kelas II A Pontianak, seperti pembinaa kerohanian, serta pembinaan keterampilan.

“Hal tersebut dilakukan agar warga binaan setelah keluar dari lapas dapat mandiri, dan memiliki keterampilan,” ungkapnya. 

“Kami punya maskot ‘Kupu-Kupu’, itu terinspirasi dari metamorfosisnya, mereka ini bagaikan kepompong karena sekarang dikelilingi oleh tembok, sehingga setelah mereka keluar dari lapas diharapkan bisa menjadi seperti kupu-kupu. Keterampilan yang disajikan seperti memasak, menjahit, laundry, pelatihan pertanian, perikanan, dan lain sebagainya,” kata Jaleha. 

Keterampilan di lapas kelas II A lebih kepada keterampilan keputrian seperti memasak, menjahit, laundry, dan kita juga memberikan pelatihan pertanian, perikanan.

“Dan kita di sini semaksimal mungkin memaksimalkan lahan yang masih ada,” jelas Jaleha mengakhiri penjelasannya. (MUSHA)