
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, membantah dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Jumat (07/08/20), bahwa organisasinya memiliki senjata di Pelabuhan Beirut, dengan latar belakang ledakan besar yang terjadi Selasa lalu.
Nasrallah mengatakan bahwa Hizbullah tidak memiliki senjata apa pun di Pelabuhan Beirut, ‘secara kategoris’ menyangkal bahwa partainya memiliki “senjata, roket, senjata, bom, peluru, atau gudang nitrat”.
Mengenai tuduhan beberapa media bahwa partai tersebut memiliki senjata di Pelabuhan Beirut, Nasrallah menekankan bahwa “tidak satupun dari itu, baik sekarang maupun di masa lalu, tidak boleh didasarkan pada fitnah, kebohongan dan tipu daya yang tidak adil ini.”
Pemimpin Hizbullah menunjukkan perlunya mengetahui kebenaran, “Jika tidak, ada krisis sistem atau bahkan krisis entitas” di negara itu, pihaknya juga menekankan bahwa “ini adalah momen solidaritas dan bukan penyelesaian politik.”
Nasrallah merujuk pada keadaan “solidaritas kolektif dalam hal sumbangan, inisiatif, dan simpati terlepas dari semua krisis yang dialami negara ini,” dengan harapan bahwa “setiap orang akan mampu bertahan, sabar dan berkeinginan untuk mengatasi cobaan ini.”
Mengomentari kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu, Nasrallah mengungkapkan pandangan positifnya, dengan mengatakan: “Kami memandang positif kunjungan Macron atau pihak mana pun yang memberikan bantuan dan bantuan ke Lebanon pada saat itu.”
Pada hari Jumat, Menteri Kesehatan Masyarakat Lebanon, Hamad Hassan, melaporkan bahwa korban tewas akibat ledakan Beirut, yang terjadi Selasa lalu, telah meningkat menjadi 154, menjadikan ini salah satu tragedi paling mematikan di Lebanon dalam ingatan baru-baru ini. (mra)