
Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Pemerintah akan menawarkan sejumlah proyek dalam World Economic Forum (WEF) yang akan diselenggarakan pada pertengahan tahun ini di Jakarta. Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang akan ditawarkan kepada investor dalam acara tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan salah satu proyek yang akan dipromosikan adalah tambang milik PT Vale Indonesia Tbk yang berada di Morowali. Sejumlah proyek PT Pertamina (Persero) juga akan ditawarkan di sela-sela forum WEF.
“Konteksnya investasi, kami akan mempromosikan keberhasilan success story. Jadi, misalnya kami tawarkan untuk melihat Morowali, misalnya PT Vale Indonesia. Pertamina juga seperti itu,” ucap Luhut, Senin (10/02/20).
Selain itu, Luhut juga mengatakan masih terdapat sejumlah proyek lain yang akan ditawarkan kepada investor dalam WEF nanti. Hanya saja, ia enggan merinci lebih spesifik proyek dan sektor lain yang akan ditawarkan itu.
Luhut juga tak menyebut target atau potensi nilai investasi yang akan masuk ke Indonesia lewat forum tersebut. Yang pasti, WEF disebut-sebut akan memancing investor asing menanamkan dana secara langsung ke Indonesia.
“Belum bisa dihitung lah (target atau potensinya), banyak sekali,” ujarnya.
Rencananya WEF akan diselenggarakan pada 7-9 Juli 2020 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Luhut bilang pemerintah mengundang petinggi dari 35 negara dan 700 direktur utama perusahaan global.
“Ada beberapa negara seperti Afrika, India, Pakistan, Bangladesh untuk Asia Pasifiknya. Kemudian ada Australia dan Jepang, untuk tokoh-tokohnya ada Jack Ma, Masayoshi Son, dan Andrew Forrest,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar mengatakan pemerintah juga akan membahas mengenai pembangunan infrastruktur konektivitas antar negara di forum tersbut. Menurutnya, hal itu sedang menjadi prioritas negara-negara yang berada di kawasan Indo-Pasifik.
“Jadi kami akan menyelenggarakan WEF di ASEAN begitu ya, fokusnya kepada perkembangan dan tentu pembangunan infrastruktur dan konektivitasnya Indo-Pasifik,” jelas Mahendra. (mra)