Pelaku Wisata Demo Tolak Kenaikan Tarif Pulau Komodo

Tiket masuk wisata Komodo naik. (Foto: komodoshuttle)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pekan ini memberlakukan penaikan harga tiket wisata Taman Nasional Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 Juta.

Kebijakan ini membuat para pelaku pariwisata geram dan melakukan aksi demo, dan usai berdemonstrasi menolak kenaikan tarif masuk Taman Nasional Pulau Komodo pada Jum’at lalu, para asosiasi pelaku pariwisata sepakat untuk melakukan aksi mogok kerja, hal ini dinyatakan pada Minggu (31/7/2022).

“Kami bersepakat untuk menghentikan semua jenis pelayanan jasa pariwisata di Kepulauan Taman Nasional dan diseluruh destinasi pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat mulai 1 Agustus sampai 31 Agustus 2022,” ucap Getrudis Naus, salah satu orator pada aksi tersebut.

Para pendemo menyatakan aksi unjuk rasa ini terpaksa dilakukan, sebagai bentuk protes dari kebijakan pemerintah yang mana menaikan harga tiket masuk Pulau Komodo terlalu tinggi dan terlalu cepat.

Sementara itu, polisi berhasil mengamankan beberapa demonstran di jalan menuju Bandara Komodo dan sekitar Daerah Puncak Waringin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Polisi menganggap aksi ini sebagai aksi yang menggangu keamanan dan ketertiban terutama di wilayah objek tertentu.

Para demonstran melakukan aksi memungut sampah hingga 5 hari kedepan disekitar tempat wisata Labuan Bajo. Hal ini sebagai bentuk awal protes sebelum melakukan mogok kerja.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut tepaparkan tulisan “Pak Jokowi Tolong Kami Tolak 3,75 Jt” dari tulisan tersebut diharapkan pemerintah segera menghapus dan mengganti kebijakannya.

Bandara Internasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada hari Senin (1/8/2022) tampak sepi, hal ini merupakan akibat dari tidak adanya satupun kendaraan yang menunggu dan menjemput wisatawan dan dampak aksi mogok kerja.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat kini telah mengerahkan sejumlah kendaraan bus dan mobil untuk menjemput para wisatawan agar tidak terlantar di bandara Komodo.

Para pelaku wisata menyatakan semua angkutan atau kendaraan di Bandara maupun di Pelabuhan tidak ada yang beroperasi. (hus)