
Purwakarta, 5NEWS.CO.ID, – Selama ini kepolisian dianggap kurang serius dalam menangani kelompok radikal, bahkan cenderung melakukan pembiaran kepada kelompok yang mengancam keutuhan negara Indonesia itu.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj pada pembukaan Rapat Pleno PBNU 2019 di Pesantren Al-Muhajirin 2 Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (20/9/2019).
“Oleh karena itu dari mimbar ini, NU meminta agar kepolisian Indonesia lebih tegas lagi menghadapi kelompok-kelompom radikal, bukan hanya HTI,” kata ulama asal cirebon itu.
Menurutnya, saat ini kelompok-kelompok tersebut telah terang-terangan menghina dan memfitnah para ulama, tokoh-tokoh nasional, hingga Presiden Republik Indonesia. Kiai Said berharap agar politisi tegas dan jangan ragu.
Nabi Muhammad saja ketika di Madinah, katanya mengutip ayat Al-Qur’an, diberikan pesan oleh Allah agar mengusir orang-orang yang membikin keributan di Madinah.
“Jadi, kelompok yang radikal, yang menimbulkan kegaduhan kesatuan NKRI (agar diusir), yang diusir terutama ideologinya, orangnya silakan masuk NU,” katanya.
NU sendiri dari dulu hingga kini tetap berkomitmen menjaga NKRI. Selama ada PBNU, Indonesia akan utuh sampai yaumil kiyamah. “Jangan lupa, PBNU Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Undang-undang Dasar 1945,” pungkasnya (mas).
Trong sữa sở hữu chứa dung lượng IgG cực kỳ cao. https://wiki.grafiaetc.com/User:MargaretPape49