
Wonosobo, 5NEWS.CO.ID,- Pandemi yang berkepanjangan dan menjauhkan siswa dari bangku sekolah berdampak panjang. Dalam masa program pembelajaran tidak langsung, dalam berbagai laporan, siswa didik bahkan sampai ada yang memilih atau terpaksa putus sekolah.
PJS Direktur KITA Institute, Muhammad Bayu Surya Andika menyebut hal ini menjadi keprihatinan KITA Institute. Yang kemudian menggalang upaya bersama para guru untuk mencegah lebih banyak lagi anak anak yang memilih berhenti sekolah.
Hal ini juga diungkapkan oleh 20 perwakilan Guru Bimbingan Konseling se-Kabupaten Wonosobo dalam kegiatan pencegahan TPPPO yang diselenggarakan di SMP 2 Wonosobo pada tanggal 5-7 April 2021.
“Beberapa anak-anak ada yang sudah bekerja di daerah tembakau, menjadi kernet supir truk dan beberapa pekerjaan non formal lainnya,” kata Wiwien Aristyaningrum, guru SMP 4 Sapuran.
“Saat ini angka kasarnya yang terdeteksi sekitar 4-6 murid yang putus sekolah karena bekerja,” tambahnya.
Kabid Pengendalian Kurikulum dan Pengembangan Mutu Dikpora Kabupaten Wonosobo, Slamet Faizi, S. Pd menyebut siswa putus sekolah dan memilih bekerja karena di masa pandemi orangtua mereka kesulitan mencari nafkah.

Dengan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan video call, orangtua pun mau tak mau harus mengeluarkan uang pulsa tambahan yang makin memberatkan ekonomi keluarga.
“Mereka akhirnya terpaksa berhenti sekolah dan ikut bekerja membantu keluarga,” kata Slamet. (Muh)