Pagar Tribun JIS Ambruk Setelah Peresmian, Ini Penyebabnya

Robohnya Pagar Tribun JIS. (Foto: ist)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Laga persahabatan antara Persija Jakarta vs Chonburi FC, klub asal Thailand yang berlangsung di Jakarta International Stadium (JIS) pada Minggu (24/7/2022), berakhir kurang mengenakkan. Pasalnya sesaat setelah laga berakhir, pagar tribun JIS ambruk.

Hal ini terjadi karena terlalu bersemangatnya pendukung Persija Jakarta. Di pertandingan itu suporter Persija Jakarta (The Jak) ada sekitar 60 ribu orang dan mereka larut dalam euforia.

Pertandingan tersebut selain sebagai laga persahabatan juga sebagai ajang peresmian stadion kelas dunia yang mana dapat menampung 82 ribu penonton di stadion. Peresmian itu diselenggarakan dengan sangat megah, canggih, dan mewah. Laga itu juga ikut dimeriahkan oleh band-band terkenal.

Netizen pun ramai memberikan komentar soal stadion dan insiden pada malam tersebut. Ada yang mengatakan peresmiannya berkelas, ada juga yang menyayangkan terjadi peristiwa robohnya pembatas tribun.

“Jadi ini sekaligus merupakan yang harus follow up lagi. Kami evaluasi lagi kondisi-kondisi tersebut. Antusias The Jak memang luar biasa. Kami bangga karena ini memang antusiasmenya,” ucap Widi Amanasto, Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Laga Persija Jakarta Vs Chonburi FC ini berakhir seri dengan skor 3-3.

Karena insiden tersebut banyak kritik yang tertuju pada Pemprov DKI dan penanggung jawab pembangunan stadion. Bahkan, Ada yang menuding bahwa dana pembangunan dikorupsi sehingga kualitas stadion kurang layak.

“Sebaiknya jangan terlalu sesumbar mengucapkan mahakarya, karena pagarnya saja roboh dengan sedikit gangguan,” kata Anggota DPRD Jakarta fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak.

Tak ketinggalan, Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf ikut memberi saran kepada pengelola JIS agar dibuatkan pagar double standar agar kejadian seperti ini tak terulang kembali di masa depan.

“Saya pikir dalam perencanaan berikutnya harus dibuat agar double standard. Karena kita tahu antusias suporter kita kadang berlebihan sehingga safety harus lebih baik dari pada estetika,” tutur Dede.