Menteri ESDM: Pemerintah Siap Kurangi LPG 3 Kg, Dialihkan ke Kompor Listrik

Ilustrasi Gas LPG 3 Kg. (Foto: Dok. Pertamina)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah siap mengurangi peredaran LPG 3 Kg yang selama ini masuk dalam kategori subsidi. Pengurangan jumlah tabung gas melon ini akan dilakukan secara bertahap.

Arifin menjelaskan, saat ini pemerintah bersama PT PLN (Persero) sedang menggencarkan program konversi kompor gas ke kompor listrik atau induksi untuk rumah tangga. Konversi ini jadi salah satu upaya mengurangi subsidi LPG 3 Kg.

Meski begitu, Arifin belum bisa memastikan apakah LPG 3 Kg bakal dihapus seiring banyaknya produk alternatif. Dia hanya berharap beban subsidi LPG 3 kg yang mayoritas masih diimpor bisa terus ditekan tahun ke tahun.

“Diminimalkan, tapi ini kan it takes time (butuh) beberapa tahun,” ujar Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (16/9/2022).

Selain konversi ke kompor listrik, pemerintah juga mengandalkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) menjadi produk substitusi impor LPG.

Menurut dia, proyek tersebut juga bisa membantu mengurangi beban keuangan negara.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor listrik untuk rumah tangga bisa menghemat APBN hingga Rp 16,8 triliun untuk 15,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) per tahun.

Darmawan menjelaskan, angka tersebut didapat dari proses uji klinis yang sedang dilakukan PLN mulai tahun ini hingga tahun 2025. Adapun tahun ini, program konversi kompor induksi ditargetkan menyasar 300.000 KPM.

“Saving ini dari fakta bahwa per kilogram LPG, biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 20.000 sedangkan per kilogram listrik ekuivalen biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 11.300 per kilogram listrik ekuivalen,” jelas Darmawan.

Program konversi kompor listrik ini juga dapat menghemat biaya impor LPG nasional.

Meski begitu, proyek DME baru saja mulai di tahun ini sehingga belum berproduksi. Sementara itu, saat ini pemerintah masih mengandalkan proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga untuk mengurangi LPG 3 Kg.

“Tapi jaringan gas juga ke depannya ini sustain apa enggak sumbernya (batu bara)? Untuk itu yang paling gampang kan listrik, matahari kan gratis,” kata Arifin. (hus)