
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Dalam sebuah Sidang Konfirmasi di hadapan Para Senator (19/01/2021), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkonfirmasi bahwa AS akan tetap mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel. Ketika ditanya apakah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dengan tegas Antony Blinken menjawab, “Ya.”
Dan ketika ditanya apakah kedutaan besar AS akan tetap di Yerusalem atau tidak. Jawaban tegas “Ya” kembali disampaikan
Sebelumnya, pada masa pemerintahan Trump keputusan ini dianggap sangat kontroversial dan menuai banyak aksi protes dari dunia internasional. Status Yerusalem adalah masalah yang sangat sulit sehingga Konsensus Internasional sengaja menyisihkan masalah ini pada negosiasi perdamaian Israel-Palestina terakhir. Negosiasi perdamaian terakhir menyepakati gagasan bahwa masing-masing pihak dapat mengklaim bagian kota yang berbeda sebagai ibu kotanya.
Seperti melangkahi kesepakatan ini, Trump secara sepihak memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Kota Suci tersebut sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya dalam sebuah pidato 6 Desember 2017 silam. Dan kini, pemerintahan Biden mengulangi kesalahan yang sama.
“Tantangannya, tentu saja, adalah bagaimana melanjutkannya pada saat … tampaknya lebih jauh dari sebelumnya, setidaknya sejak Oslo,” kata Blinken mengacu pada Perjanjian Oslo 1993 sebagai solusi tepat untuk masalah Palestina-Israel.
Dilansir dari CNN, dalam sidang tersebut Blinken juga menegaskan “Solusi dua negara, betapapun jauh tampaknya, masih yang terbaik dan mungkin satu-satunya cara untuk benar-benar menjamin masa depan Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis, dan tentu saja untuk memberikan Palestina negara yang mereka berhak untuknya”.
Menurutnya, dengan mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel, perdamaian Palestina-Israel akan semakin dapat dicapai.
Meski demikian, pernyataan Blinken ini belum mendapatkan aksi protes apapun. Setelah Trump mengumumkan pemindahan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerussalam, berbagai aksi unjuk rasa disampaikan dari berbagai negara mengutuk keputusan Trump tersebut.
Di Palestina sendiri, puluhan orang terluka dalam bentrokan di Tepi Barat menyusul pemindahan ibu kota ini. Barangkali, pernyataan Blinken ini belum dianggap final mengingat administrasi Biden yang baru resmi dilantik Rabu kemarin. (mus)