Lima Pesan Tegas Jokowi ke Prabowo Soal Persenjataan Pertahanan

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri. 

Dalam rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Jumat (22/11/2019) itu, Jokowi menekankan agar alutsista Indonesia tidak bergantung impor tapi mengandalkan produk dalam negeri.

Disamping itu, presiden juga memerintahkan agar memperkuat SDM alutsista dalam negri  dan menggunakan teknologi masa depan, jangan memakai teknologi jadul, tegasnya.


Setidaknya ada lima perintah Jokowi yang ditenkan ke Menhan yang dulu merupakan rival saat pilpres April 2019 kemarin itu.

1. Menggunakan teknologi terbaru.

Jokowi dalam rapat itu mempertegas arahan untuk Prabowo agar pengadaan alutsista  memperhitungkan kalkulasi hingga teknologi terbaru karena akan memengaruhi corak peperangan di masa yang akan datang.

“Jangan sampai pengadaan alutsista kita lakukan dengan teknologi yang sudah usang, yang sudah ketinggalan, dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang,” kata presiden.

2. Prioritaskan produk dalam negri.

Sejak ditunjuk sebagai Menhan oleh Jokowi, Prabowo diingatkan  untuk membeli alutsista di dalam negeri. Alasannya, agar Indonesia tidak melulu bergantung impor.

Jokowi  ingin ada pemetaan yang jelas soal pengembangan industri pertahanan di dalam negeri. Paling penting, kata Jokowi, yakni melibatkan BUMN hingga pihak swasta.

“Sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor alutsista dari luar negeri,” kata Jokowi.

3. Penguatan SDM industri pertahanan dalam negeri.

Prabowo dan tim  diminta presiden soal kepastian penguatan sumber daya manusia di industri pertahanan dalam negeri. Jokowi tidak ingin orientasi pengadaan alutsista sekadar memenuhi penyerapan anggaran semata.

“Kita harus memastikan SDM industri pertahanan kita betul-betul diperkuat, dan jangan lagi orientasinya adalah penyerapan anggaran, mampu membelanjakan anggaran sebanyak banyaknya, apalagi orientasinya sekedar proyek. Sudah stop yang seperti itu. Tapi orientasinya betul-betul strategic partnership, untuk peningkatan kemandirian dan daya saing bangsa sehingga kita memiliki kemampuan memproduksi alutsista yang tadi dikerjasamakan,” ujar Jokowi.

4. Jangan berorientasi proyek dan jangan ada kebocoran anggaran.

Menurut Jokowi saat ini bukan jamannya pengadaan persenjataan nasioanl yang  ‘berorientasi proyek’ dan terjadinya kebocoran anggaran. Untuk merespon itu, Prabowo  akan menyisir seluruh pembelanjaan alutsista.

“Iya benar. Ya kita akan review semua, kita akan melihat. Beliau (Jokowi) sangat tegas lagi kepada saya, tidak boleh lagi ada kebocoran, tidak boleh ada penyimpangan, tidak boleh ada penyelewengan uang, sangat berat didapat uang rakyat dari pajak,” kata Prabowo usai rapat.

Menurut Prabowo, terkait anggaran  terus-menerus ditekankan Jokowi kepada Prabowo.  “Kita benar-benar ingin jaga tidak ada kebocoran, tidak ada penggelembungan, market-market yang tidak masuk akal ini sudah kita berusaha,” jelas Prabowo.

5. Memastikan apa yang benar-benar diburuhkan TNI.

“Kita benar-benar lihat, dibutuhkan oleh pasukan kita di depan TNI AD, AL dan AU, apa yang benar-benar mereka butuh,” kata Prabowo.

Prabowo berjanji akan mengoptimalkan pembelanjaan alutsista dari industri pertahanan dalam negeri seperti Pindad dan PT DI dan juga perusahaan swasta dalam negeri. (mas)