Korut Pamer Rudal Balistik Saat Parade Militer, AS: ‘Mengecewakan’

Korut pamerkan rudal balistik antarbenua dalam parade militer (10/10). (Foto: Courtesy of Korean Central News Agency)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Seorang pejabat AS menyebutkan bahwa aksi Korea utara memamerkan rudal balistik antarbenua terbaru (ICBM) dalam parade militer sebagai sebuah tindakan yang mengecewakan. Hal ini dikarenakan negosiasi denuklirisasi anatara Washington dan Pyongyang masih menemui jalan buntu.

“Sangat mengecewakan melihat DPRDK (Korea Utara) terus memprioritaskan program rudal balistik dan nuklir yang dilarang,” kata pejabat tersebut.

“Amerika Serikat tetap mengacu pada pertemuan terakhir Presiden Trump dan Pemimpin Kim yang ditetapkan di Singapura (pada 2018) dan menyerukan kepada DPRK untuk terlibat dalam negosiasi yang berkelanjutan dan substansif untuk mencapai denuklirisasi sepenuhnya.” Ujarnya.

Dikutip dari AFP, para analis mengatakan rudal ICBM membuktikan bahwa Korut sejatinya terus mengembangkan persenjataannya selama proses diplomatik. ICBM disebut sebagai rudal berbahan bakar cair terbesar yang ada di dunia saat ini. Kemungkinan akan dirancang untuk membawa hulu ledak dalam jumlah massif.

Seperti diketahui, negosiasi denuklirisasi antara Trump dan Kim menemui jalan buntu sejak pertemuan terakhir mereka di Hanoi pada awal 2019 lalu menemui jalan buntu terkait keringanan sanksi dan imbalan yang diberikan AS kepada Korut.

Senada dengan sekutunya, Korsel juga mengatakan keprihatinan mereka atas keputusan Korut untuk memamerkan persenjataan barunya di tengah kegagalan kesepakatan denuklirisasi.

“Korea Utara meluncurkan senjata, termasuk apa yang dicurigai sebagai rudal balistik jarak jauh baru,” bunyi pernyataan pihak kementerian pertahanan Korsel.

Dalam pernyataan terpisah Kementerian Luar Negeri Korsel mendesak Korut untuk kembali melanjutkan pembicaraan dalam komitmen denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea

Sebelumnya, Korea Utara pada Sabtu (10/10/20) pagi mengadakan pawai militer besar-besaran yang memamerkan rudal serta sejumlah senjata terbaru dan tercanggih mereka. Pawai tersebut diadakan bersamaan dengan peringatan 75 tahun Partai Buruh berkuasa.

Menurut seorang profesor studi Korea di Tufts University di Amerika Serikat, Sung-yoon Lee, peringatan hari jadi Partai Buruh juga diartikan bahwa Korea Utara memiliki kebutuhan politik dan strategis untuk melakukan sesuatu yang lebih besar.

“Menampilkan senjata paling canggihnya akan menandakan langkah maju yang besar dalam kemampuan ancaman Pyongyang yang kredibel”, ujar dia. (mra)