
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Indonesia mengutuk pembunuhan jurnalis Al-Jazeera, Shireen Abu Akleh, saat meliput di Tepi Barat dan mendesal Israel menghentikan pendudukan terhadap Palestina.
“Indonesia mengutuk keras pembunuhan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di wilayah Tepi Barat pada Rabu (11/05) yang telah melanggar norma dan hukum internasional,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri RI melalui Twitter.
Kemlu RI juga menyerukan proses penyelidikan menyeluruh, independen, dan transparan terkait kematian Abu Akleh. Selain itu, Kemlu juga turut menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.
Di akhir pernyataannya, Kemlu menuliskan, “Indonesia menyerukan diakhirinya pendudukan Israel terhadap wilayah Palestina dan dilaksanakannya solusi dua negara.”
1. Indonesia mengutuk keras pembunuhan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di wilayah Tepi Barat pada Rabu (11/05) yang telah melanggar norma dan hukum internasional.
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) May 12, 2022
Seperti diberitakan sebelumnya, Abu Akleh tewas saat sedang meliput bentrokan antara aparat Israel dan warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat, pada Rabu (11/5).
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Abu Akleh tewas “dibunuh” tentara Israel. Dalam pemberitaannya, Al Jazeera juga merujuk pada pernyataan Kemenkes Palestina itu.
Meski demikian, Al Jazeera menyatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mengetahui penyebab kematian Abu Akleh.
“Apa yang kami tahu sekarang adalah Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematiannya,” kata seorang jurnalis Al Jazeera di Ramallah, Nida Ibrahim, seperti dikutip Reuters.
Namun demikian, jurnalis lain yang berada di lokasi saat itu, Shatha Hanaysha, mengaku menyaksikan tentara Israel bersikeras untuk membunuh mereka walaupun mereka menggunakan penanda pers.
“Kami semua mengenakan rompi dan helm. Kami adalah empat jurnalis di area terbuka. Tidak ada konfrontasi atau tembakan yang dilepaskan oleh para pejuang Palestina,” ungkap Hanaysha seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (11/05/22).
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menyatakan bahwa ada kemungkinan Abu Akleh tewas karena tembakan warga Palestina.
Tragedi ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Amerika Serikat. Washington menyatakan bahwa Abu Akleh merupakan warga negara Palestina-AS. Mereka pun mendesak penyelidikan menyeluruh. (mra)