Kemendikbudristek Raih Penghargaan Kategori Kebijakan Sosial IDEAS 2022

Kemendikbudristek mendapatkan penghargaan dalam ajang IDEAS. (Foto: Dok. Kemendikbud)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meraih penghargaan kategori ESG kebijakan sosial pada ajang The 1st Indonesia DEI and ESG Awards (IDEAS) 2022.

Penghargaan IDEAS 2022 ini diterima langsung oleh Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek, Endang Aminudin Aziz pada acara puncak penghargaan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (5/8/2022).

Penghargaan IDEAS  yang diselenggarakan oleh HUMAS INDONESIA ini, memberi apresiasi berupa penghargaan kepada organisasi, korporasi, atau individu yang memiliki praktek kebijakan baik dalam hal yang mengutamakan keragaman, kesetaraan, dan inklusi (Diversity, Equity, and Inclusion) (DEI), serta lingkungan, sosial, dan pemerintahan (Environmental, Social, and Governance) (ESG).

Atas perolehan penghargaan tersebut, Aminudin mengapresiasi unit-unit kerja di Kemendikbudristek yang telah berkontribusi dan bekerja sama dalam menjalankan program Revitalisasi Bahasa Daerah secara optimal.

“Kuncinya adalah kerja sama, kolaborasi antar unit, karena pekerjaan seperti ini tidak akan bisa berhasil kalau dikerjakan hanya sendiri-sendiri atau secara individual. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa lebih baik,” ucap Aminudin saat penerimaan penghargaan tersebut.

Kemendikbudristek juga mendapatkan berbagai ucapan-ucapan selamat dari berbagai pihak atas terpilihnya sebagai penerima IDEAS 2022 kategori ESG kebijakan sosial, sebagai mana menjalankan program Revitalisasi Bahasa Daerah.

Kemendikbudristek mendapat penghargaan atas kebijakan yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pada Februari 2022 sebagai Merdeka Belajar episode ke-17.

Menurut salah satu juri IDEAS 2022 yakni pakar komunikasi dan kehumasan, Emilia Bassar kriteria utama untuk meraih penghargaan ini adalah memiliki strategi komunikasi yang terstruktur, terukur, dan efektivitasnya.

“Untuk kategori tersebut, ada baiknya memang ada program komunikasi, pengukurannya seperti apa, untuk melihat keberhasilan atau efektivitas dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk revitalisasi bahasa daerah, dari Kemendikbudristek itu yang harus ditingkatkan,” kata Emilia.

Program Revitalisasi Bahasa Daerah melibatkan 1.491 komunitas penutur bahasa daerah, 17.955 kepala sekolah, 29.370 guru, 1.175 pengawas, serta 1,5 juta siswa di 15.236 sekolah.

Kemedikbudristek juga melibatkan para ahli bahasa daerah masing-masing, ahli bahasa dan sastra, serta beberapa masyarakat tertentu. (hus)