
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Musim kemarau tahun 2022 ini terasa seperti musim penghujan. Pasalnya beberapa hari kebelakang, bukannya terasa panas malah turun hujan, bahkan hingga mengakibatkan banjir di daerah tertentu.
Secara umum, musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober, dan musim hujan pada bulan Oktober hingga April.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menjelaskan bahwa memang pada saat kemarau kerap terjadi hujan. Guswanto, M.Si selaku Deputi bidang Meteorologi BMKG menjelaskan, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah musim kemarau, namun karena adanya fenomena-fenomena atmosfer bisa memicu dinamika cuaca secara variasi.
“Beberapa fenomena memang bisa memicu perubahan cuaca dan iklim, seperti La Nina, El Nino, Dipole Mode, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby,” jelas Guswanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2022).
Seperti yang kita tahu La Nina adalah fenomena alam yang terjadi ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah suhu normal, yang bisa memicu udara terasa lebih dingin atau terjadinya curah hujan yang tinggi.
“kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” ujar Guswanto menerangkan penyebab fenomena hujan pada kemarau.
Berdasarkan keterangan BMKG, La Nina pada Juli ini terbilang masih cukup aktif dalam kategori lemah.
Aktivitas gelombang Kelvin, gelombang Rossby, dan MJO dapat memicu terbentuknya awan bercurah hujan dalam skala regional, sedangkan Dipole Mode juga bisa memicu terjadinya hujan terutama Indonesia bagian Barat.
Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap terjadinya bencana alam seperti, tanah longsor, banjir, dan rob, karena sewaktu-waktu memungkinkan terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Ataupun jika di musim kemarau ini terjadi kekeringan melanda yang mendadak.
Di musim yang tidak tentu ini, dapat menimbulkan kerugian diantaranya tidak berjalannya beberapa sektor pertanian yang mana dapat merusak tanaman, dan memicu adanya hama secara berlebihan, lalu kerugian lainnya yaitu terganggunya aktivitas masyarakat. (HUS)