Kemah Persahabatan Pemuda Jepara 2019; Upaya Mengurai Prasangka dan Rasa Curiga

Jepara, 5NEWS.CO.ID, – Sekitar 30 pemuda dari berbagai latar belakang dipertemukan dalam satu acara The Youth Interfaith Friendship Camp 2019.  Para peserta yang berbeda itu berjumpa agar tidak saling curiga namun belajar saling memahami satu sama lain dan berani menerima perbedaan.

Itulah tujuan dari acara Kemah Persahabatan Pemuda yang digelar di Omah Laut desa Bondo Bangsri Jepara, 8-10 November 2019.

“Kemah ini ditujukan untuk yang belum pernah ikut camp seperti ini. Yaitu tinggal bersama dengan yang berbeda, menjalin perdamain, membuka diri dan bisa mengurai prasangka,” kata pendeta Danang Kristiawan selaku panitia ketika dihubungi 5news.co.id

Acara kemah pemuda itu terselenggara atas kerja sama Lembaga Perdamaian Sinode  YKI dan GITJ dan sejumlah organisasi seperti Yayasan Kartini Indonesia, Sanggar Persing Langon,  Jalin Damai Jepara, Carnigie Counsil, Omah Laut untuk tempat dan konsumsi, dan beragam komunitas lainnya.

“Para peserta belajar tinggal bersama meskipun dengan latar belakang berbeda. Mereka saling berbagi pengalaman positif dan terbuka dengan yang lain,” kata Pendeta di gereja GITJ jl. Pemuda Jepara itu.

Sabtu siang para peserta live in di tempat yang belum pernah mereka alami, lanjutnya. “Yang Muslim sehari semalam tinggal bersama jemaat GITJ Tukrejo Bondo dan peserta Kristen dan Hindu di MA Hasyim Asyari Bangsri.

Para peserta merasa berkesan karena pengalaman pertama mereka bertemu dengang mereka yang berbeda,” lanjutnya.

Selain berjumpa dengan latar belakang beda agama, para peserta juga dipertemukan dengan budaya dan komunitas berbeda yang bahkan disingkirkan di tengah masyarakat.

“Dengan Sanggar Persing yaitu komunitas yang konsen nguri-nguri seni ukir di Jepara, dengan komunitas ODHA yang berbagi informasi tentang HIV/AIDS dan juga komunitas tato yang ada di Jepara,” jelas Danang.

Para peserta sendiri hampir merata dari berbagai pelosok di Jepara. Seperti Kedung Guyangan, Bangsri, Kepuk,  Donorojo dan Kelet. Yang dari luar Jepara ada yang dari Kudus, Pati. Dan Tayu.

Akbar salah satu peserta Muslim dari Kepuk santri Darut Taqrib Krapyak Jepara mengungkapkan rasa senangnya ikut kegiatan itu.

“Saya senang ikut kegiatan Seperti ini dan ini pengalaman pertama saya. Bahwa kita harus saling menghargai perbedaan bukan mempertentangkan nya,” katanya.

Sementara Hilda peserta Kristen mengatakan bahwa pengalaman yang dia dapatkan merupakan hal baru dan berharga. Berharap kedepan banyak diadakan acara serupa. (mas)