Kehabisan Panggung, Aksi Mujahid 212 Dinilai Mendompleng Perjuangan Mahasiswa

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia menolak dikaitkan dengan Aksi Mujahid 212, ketika dalam orasinya meminta Presiden Jokowi turun.

“BEM SI tidak terlibat sedikitpun dengan gerakan tersebut. Gerakan itu mencoba mendompleng perjuangan mahasiwa, karena telah kehabisan panggung,” kata Koordinator Pusat Aliansi BEM Nurdiansyah dalam siaran pers, Minggu (29/9/2019).

Tuntutan pihak mahasiswa masih tetap sama yanh menolak UU KPK dan sejumlah RUU yang dianggap kontroversial, kata Nurdiyansyah.

“Kami masih dalam konsisten tuntutan kami yang tertera dalam Maklumat Tuntaskan Reformasi bersama kawan kawan Aliansi Mahasiswa Indonesia, tidak ada agenda menurunkan Presiden Jokowi,” katanya.

Seperti diketahui pada Sabtu (28/9)  Aksi Mujahid 212 menggelar unjuk rasa yang diklaim sebagai dukungan terhadap mahasiswa. Namun dalam orasinya menuntut agar Presiden Joko Widodo lengser dari jabatannya.

Jokowi sendiri setelah bertemu dengan tokoh-tokoh nasional, budayawan dan cendikiawan di Istana Merdeka menyatakan akan mempertimbangkan kembali tuntutan mahasiswa penerbitan Perppu terkait UU KPK.

“Berkaitan dengan UU KPK yang sudah disahkan oleh DPR, banyak sekali masukan yang diberikan kepada pemerintah, utamanya masukan itu berupa, utamanya berupa penerbitan perppu. Tentu saja ini akan segera kita hitung, kalkulasi, dan nanti setelah kita putuskan akan kita sampaikan kepada senior dan juga guru-guru saya yang hadir pada sore hari ini,” kata Jokowi pada Kamis. (mas)