
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley melakukan kunjungan mendadak ke Israel pada Jumat (24/07/20) setelah serangkaian acara yang telah menimbulkan ketakutan akan petualangan baru oleh kedua rezim.
Dia bertemu dengan para pemimpin senior militer dan intelijen Israel di sebuah pangkalan udara di selatan wilayah pendudukan dan membahas “tantangan keamanan regional” Jenderal Angkatan Darat AS juga mengadakan konferensi video dengan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menteri Urusan Militer Israel Benny Gantz mengatakan bahwa selama pembicaraannya dengan Milley, ia menekankan “perlunya melanjutkan tekanan terhadap Iran.”
Dia mengklaim bahwa militer rezim “siap dan siap untuk setiap skenario dan ancaman apa pun, dan saya tidak menyarankan musuh kita untuk menguji kita.”
Kunjungan itu terjadi sehari setelah pesawat tempur AS yang beroperasi secara ilegal di Suriah mengganggu pesawat penumpang Iran yang menuju Beirut di wilayah udara Suriah, hingga memaksa penerbangan Mahan Air ke ketinggian lebih rendah untuk menghindari tabrakan.
Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS (CENTCOM), mengatakan bahwa satu F-15 telah membuat apa yang disebut “inspeksi visual standar” dari pesawat Iran pada “jarak aman sekitar 1.000 meter.”
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menolak klaim itu sebagai suatu tindakan konyol, dan mengatakan manuver AS “ilegal dan berbahaya” sama dengan bermain dengan kehidupan orang-orang yang tidak bersalah.
“Kehadiran pasukan Amerika di Suriah adalah ilegal, dan misi udara jet tempur mereka juga ilegal. Lebih penting lagi, tidak ada yang mengizinkan Amerika Serikat untuk memeriksa pesawat penumpang di atas langit dengan jet militernya,” tambahnya.
Mousavi juga memperingatkan terhadap petualangan baru apa pun oleh AS atau rezim pendudukan Israel di kawasan itu, pihaknya menekankan bahwa “stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Barat tidak boleh digunakan sebagai mainan dalam kampanye pemilihan AS”.
Para analis mengatakan pemerintah Presiden AS Donald Trump sebenarnya berusaha untuk memulai petualangan baru di Timur Tengah karena jajak pendapat menunjukkan ia mungkin kehilangan pemilihan presiden pada November mendatang .
Mereka juga percaya Netanyahu, yang bergulat dengan semakin kurangnya kepercayaan publik atas tuduhan korupsi dan penanganan pandemi virus corona, sedang berusaha memprovokasi perang dengan Iran sementara Trump masih diam berpikir di kantor. (mra)