
Wonosobo, 5NEWS.CO.ID,- Kabupaten Wonosobo memiliki PR besar terkait masalah pengelolaan sampah yang makin menggunung. Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonorejo membludak hingga 100% karena sampah dari desa yang tak diproses langsung dibawa ke TPA.
Namun di balik permasalahan tersebut, hal yang jarang terekspos adalah nasib para petugas pengangkut sampah itu sendiri. Padahal merekalah yang ada di garda terdepan mengatasi sampah.
Dengan jumlah 55 orang pengangkut sampah, TPA Wonorejo mengangkut sekitar 8 ton sampah setiap harinya. Di tangan mereka, kebersihan kota yang pernah menyabet Adipura Kencana ini terjamin. Namun ironisnya, kesejahteraan mereka tak terjamin dengan baik.
“Gaji kita masih di bawah UMR, mas. Padahal dengar-dengar dinas lain gajinya sudah UMR,” kata Sukirno, petugas lapangan pengangkut sampah, Kamis (18/2/2021).
Tak hanya gaji per hari yang hanya sebesar Rp 30 ribu rupiah, tiap awal tahun gaji pekerja harian lepas selalu terlambat diberikan selama 3 bulanan.
Sukirno malah mengaku lebih tragis, pada tahun 2019 lalu, ia menuturkan selama 6 bulan, Januari sampai Juli, gajinya telat dibayar. Setelah 6 bulan bekerja, baru gajinya dibayar, itu pun hanya di bayar rapel 2 bulanan, tidak penuh 6 bulan.
“Pokoknya awal tahun, selain yang ASN, pasti telat terima gajinya,” ucap Sukirno. “Bagus-bagusnya, 3 bulan pasti telat.”
Karena gaji telat dibayar, untuk menghidupi istri dan satu anaknya, Sukirno dan pekerja lainnya mengandalkan rongsokan sampah untuk menyambung hidup.
“Untuk bensin 300 ribu per bulan, belum rokok. Gak cukup kalau gak ada sampingan,” ujar dia.
Dengan memilah barang rongsok dari sampah dan menjualnya, Sukirno menyebut bisa mendapat tambahan 70-100 ribu rupiah per Minggu.
Selain gaji yang sering terlambat, petugas sampah TPA Wonorejo juga mengeluhkan adanya sunatan BPJS Ketenagakerjaan yang iurannya 1,7 juta, tapi hanya diterima 1 juta saja.
Sukirno, mewakili pekerja pengangkut sampah lainnya berharap agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan mereka. Kabarnya, mereka akan diundang oleh Bupati terpilih dalam acara sarasehan nantinya dan akan mengeluarkan aspirasi mereka.
“Semoga nanti Pak Bupati mendengarkan keluhan kita dan gaji kita bisa sama dengan dinas lain lah, setidaknya,” harap Sukirno. (Muh)