Hacker Bjorka Bocorkan Dalang Dibalik Pembunuhan Munir ke Publik, Begini Kronologinya

Hacker Bjorka retas data dibalik pembunuhan aktivis HAM Munir. (Foto: kolase tvonenews.com)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Hacker Bjorka akhir-akhir ini banyak meretas dan membocorkan data-data rahasia milik pemerintah maupun lainnya, usai adanya kebijakan kenaikan BBM. Salah satu data yang diretasnya yakni data dibalik pembunuhan Munir.

Dia mengungkapkan identitas dan biodata lengkap dari sosok yang diduga pembunuh aktivis HAM Munir kepada Publik, pada (11/9/2022).

Sebelumnya, data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, data sim card, pemilih KPU dan juga data presiden telah disebar luaskan olehnya.

Hacker Bjorka membagikan tautan mengenai sosok pembunuh itu pada akun media sosial (medsos) Twitternya @bjorkanism.

“Ya aku tahu kalian semua sudah menunggu ini, jadi siapa yang membunuh pria baik ini?” tertulis di akun Twitternya @bjorkanism, pada (11/9/2022).

Dia juga membagikan link tautan bersamaan dengan cuitannya di Twitter. Pada tautan tersebut dia menyebutkan dalang pembunuhnya adalah Muchdi Purwopranjono.

“Saya akan memberi kalian nama jika kalian bertanya siapa yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya,” lanjut cuitan yang ditulis Bjorka.

Tak hanya itu, bahkan dia juga mengungkap data diri Muchdi dan kronologi yang terjadi pada pembunuhan Munir.

Munir diketahui sebagai aktivis HAM dan mengungkapkan pelaku dibalik penculikan 13 aktivis pada tahun 1997-1998.

Munir diketahui tewas pada (6/9/2004), saat dalam perjalanan menggunakan pesawat Garuda Indonesia ke Universitas Utrecht, Amsterdam.

Dia dilaporkan meninggal dunia 2 jam sebelum mendarat di Amsterdam. Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, pada tubuh Munir terdapat 3,1 miligram racun arsenik.

Muchdi Purwopranjono sempat didakwa dari pembunuhan tersebut dengan motif balas dendam usai kasus penculikan aktivis 1997-1998 yang dibuka oleh Munir. 

Namun, dia juga sempat terlepas dari dakwaannya pada (31/12/2008), sebab tidak ada bukti yang menguatkan.

Dia juga menyeret nama Megawati Soekarno Putri, sebab menurutnya tak mungkin seorang bawahan bertindak tanpa perintah atasan.

Berikut ini sedikit dari tulisan Bjorka yang di post terkait kronologi pembunuhan Munir.

“Who Killed Munir?”

Saya akan memberi nama jika Anda meminta siapa sosok yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

Munir adalah koordinator Kontras yang sangat vokal mengungkapkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.

Akibat pengungkapan itu, Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, menjadi tidak senang dengan Munir. Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari.

Muchdi ditunjuk menjadi Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003. “Posisi yang membuka banyak kesempatan untuk menghentikan aktivis, korban mendiang Munir yang merugikan terdakwa”.

Muchdi memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh Munir, karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia.

Pada penerbangan Senin, Polly menerbangkan pesawat bersama Munir yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 23.32 WIB, setelah terbang sekitar 120 menit, pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura.

Polly yang sudah bertemu dengan Munir, membawa korban ke Coffee Bean melalui Gerbang 42. Munir menunggu Polly yang memesankan dua minuman, yang mana satunya sudah dimasukkan racun arsenik untuk korban. Munir menghabiskan minum yang diberikan Polly kepadanya.

Sementara itu, Munir meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di atas langit Rumania di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda. Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 miligram racun arsenik. Ada proses pengadilan dalam kasus ini. Namun, tabir misteri tidak pernah terungkap dengan jelas.

Tak lupa AM Hendropriyono menjabat sebagai Ketua BIN, dan Megawati menjabat sebagai Presiden. Jadi tidak mungkin seorang deputi bisa bertindak sendiri. (hus)