Gubernur Jabar Umumkan Daftar Zona Kuning dan Oranye Covid-19 Daerahnya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kini Provinsi Jawa Barat mengikuti leveling atau klasifikasi zona kewaspadaan Covid-19 sama dengan pemerintah pusat (Foto: Muhammad S.A.)

Bandung, 5NEWS.CO.ID,- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengumumkan sebaran zona kuning dan zona oranye virus corona yang tersebar dalam zona kewaspadaan zona kewaspadaan di 27 kabupaten/kota.

Pria yang akrab disapa Emil itu menyebutkan level kewaspadaan di Jabar kini mengikuti kebijakan pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Covid-19 Nasional.

“Mulai minggu ini rating kewaspadaan wilayah sudah kita gunakan gugus tugas nasional. Jadi (level kewaspadaan) tidak lagi menggunakan Gugus Tugas Jawa Barat yang memang lebih dulu, tapi agar bahasa kita sama dengan pemerintah pusat maka per minggu ini sudah kita geser,” ujar Emil dalam konferensi pers di Gedung Sate, Senin (20/07/20).

Dia memaparkan hasil dari evaluasi sebanyak 22 kota/kabupaten masuk kategori risiko rendah atau zona kuning. Sedangkan, lima kota/kabupaten lainnya dikategorikan ke dalam zona oranye.

“Hasilnya adalah sekitar 22 masuk zona risiko rendah atau kuning, hanya lima yang masuk kategori risiko sedang (oranye),” ucapnya.

Ia merinci kelima daerah yang masuk kategori oranye adalah Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi.

Praktis, wilayah di luar lima tersebut berada di zona kuning yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.

Pada kesempatan itu, Emil juga menyampaikan bahwa jumlah kasus harian Covid-19 di Jabar menunjukkan tren menurun dalam satu pekan terakhir. Angka rata-ratanya kini di bawah 100 orang per hari.

“Bahkan kemarin di hari Minggu (19/07), terlaporkan kasus positif hanya sekitar 27 orang. Itu merupakan rekor terendah selama enam minggu terakhir setelah dilakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” ujarnya. (mra)