Eksotika Sampah Seni Rupa Jepara: Seniman Memiliki Tanggung Jawab Moral Pada Lingkungan dan Kemanusiaan

Jepara, 5NEWS.CO.ID, – Sampah masih menjadi masalah penting untuk   seluruh masyarakat, masalah ini bergeser yang dulu sampah hanya menjadi problem masyarakat kota saat ini sampah juga menjadi masalah di kampung dan pemukiman pinggiran.

Hal itu disampaikan Pincuksullay admin Lingkar Limolasan kepada 5news.co.id ketika dihubungi, Sabtu (9/11/2019)

Lingkar Limolasan adalah kumpulan puluhan seni rupa yang ada di kabupaten Jepara yang peduli terhadap lingkungan dan saat ini menggagas acara Pameran Seni Rupa ‘Eksotika Sampah’ yang diadakan di Kebun Tanasa, Karangkebagusan, Jepara dari 1-10 November 2019.

Tak kurang dari 30 seni rupa setiap tanggal lima belas berkumpul di Krapyak Tahunan, berdiskusi banyak hal terkait seni dan lingkungan, katanya.

“Saat ini kami sebagai seniman berupaya supaya sampah menarik bagi masyrakat, dan menjadi karya. Kami sebenarnya hanya menjadi inisiator  moral sehingga masyarakat memiliki kesadaran bersama dalam mengelola sampah,” kata seniman dari Mayong ini.

Menurutnya, volume sampah yang melebihi kapasitas daya tampung, adalah problem visual di samping problem kesehatan dan gangguan lingkungan lainnya.   Manajemen    pengelolaan    sampah yang  tidak  efektif,  hingga  kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dapat menyebabkan penumpukan sampah.

“Penumpukan sampah tersebut kemudian memiliki dampak terhadap lingkungan, kesehatan, serta estetika,” katanya.

Target eksotika sampah saat ini, lanjutnya, kampanye kesadaran sampah di ruang visual, ketidaknyamanan masyarakat terhadap timbulnya sampah yang menggangu pandangan dan itu harus disadari oleh semua.

“Seniman harusnya menjadi inisiator karena kemampuan imaginasinya, kepekaan menangkap kegelisahan serta adanya data kongkrit terhadap keadaan lingkungannya karena tanggung jawab moral seniman adalah memberi pencerahan terhadap kemanusiaan,” lanjutnya.

Ujungnya masyarakat mendapat wacana, teknologi, dorongan moral untuk mengelola sampahnya sendiri dan memberi nilai terhadap sampah yang diproduksi dan yang terpenting menyelamatkan ekosistem bumi sebagai tempat tinggalnya.

“Setiap hari Masyarakat menghadapi sampah, namun seharusnya sampah jangan menjadi momok atau musuh. Tapi bagaimana mengelola sampah menjadi berdaya guna. Bisa menjadi energi, pupuk maupun karya seni.” pungkasnya. (mas)