
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, kemarin hari rabu (9/01/2021), yang menewaskan 50 penumpang dan 7 kru pesawat, mengagetkan dunia penerbangan tanah air.
Sebelumnya FAA (Otoritas Penerbangan AS) telah memberi peringatan keras akan masalah yang bisa terjadi dan telah memberikan arahan darurat atas pengoperasian Boeing 737 di masa pandemi.
Pada masa pandemi ini, ada sekitar 2.000 pesawat Boeing terparkir lama di hanggar bandara-bandara seluruh dunia, pesawat Boeing 737 NG meliputi seri 600, 700, 800, dan 900. Sedang Boeing 737 Klasik meliputi seri 300, 400, 500 dan jenis ini masih banyak dipakai maskapai Indonesia, termasuk Sriwijaya Air.
FAA memperingatkan kemungkinan korosi pada pesawat yang diparkir. Kerusakan ini dapat menyebabkan kegagalan pada mesin ganda.
Para pengawas menemukan air check valve rusak saat mengeluarkan pesawat dari penyimpanan. Temuan ini menyusul empat laporan terbaru dari terhentinya mesin tunggal pada pesawat yang telah lama diparkir.
FAA mengatakan bahwa arahannya adalah untuk mengatasi korosi air check valve untuk kedua mesin. Badan tersebut mengatakan masalah itu dapat mengakibatkan matinya kompresor dan kehilangan daya mesin ganda (dual-engine power loss) tanpa kemampuan untuk memulai kembali.
Hal ini harus diwaspadai adalah maskapai Indonesia yang banyak mengoperasikan seri B737. Garuda Indonesia yang memiliki total 73 pesawat B737-800G.
Lion Air punya total 43 pesawat B737-800 dan 78 pesawat B737-900. Sriwijaya Air memiliki 6 pesawat B737-500, 16 pesawat B737-800, dan 2 pesawat B737-900. (AHA)