
Beirut, 5NEWS.CO.ID,- Ketua Parlemen Lebanon memprotes boikot negaranya oleh negara-negara Arab dan mengatakan, hal ini dilakukan terhadap Lebanon, padahal negara-negara Arab membuka pintu hubungan dengan Israel.
Nabih Berri, Rabu (15/12/2021) seperti dikutip stasiun televisi Al Mayadeen menuturkan, “Sungguh disesalkan sekarang Lebanon berada dalam kondisi krisis, dan keheningan tengah menyelimuti kita. Kita duduk bersama, tapi tidak berbicara, sementara untuk menemukan jalan keluar, kita harus berbicara.”
Ketua Parlemen Lebanon menambahkan, “Kita harus mengakui bahwa Lebanon sekarang sedang diblokade.”
Ketegangan terbaru antara Lebanon dan negara-negara Arab pesisir Teluk Persia terutama Arab Saudi dipicu oleh statemen mantan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi yang menuntut dihentikannya perang Yaman.
Buntut dari statemen itu, Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab menarik Duta Besarnya dari Lebanon, dan tidak lama kemudian langkah yang sama dilakukan oleh Kuwait.
Saat ini, Lebanon tengah bergulat dengan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dilabeli oleh Bank Dunia sebagai salah satu yang terburuk sejak pertengahan abad ke-19.
Lebih dari 80 persen penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan, dan mata uang lokal dilaporkan telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya di pasar gelap. Pertengkaran politik pun telah menghambat pemulihan keuangan, termasuk pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). (AHA)