Cuitannya Berujung laporan ke Bareskrim Polri, Abu Janda Klarifikasi

Abu Janda saat ikut berdemonstrasi bersama massa pengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Selasa (14/01/20). (Foto: Nursita S.)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID- Abu Janda alias Permadi Arya menjelaskan dan mengklarifikasi cuitannya terkait Islam yang viral di media sosial  dan berujung dirinya dipolisikan. Ia menegaskan tidak pernah mengatakan Islam arogan.

“Saya tak pernah bilang ‘Islam arogan’,” kata Abu Janda melalui akun Twitternya, Minggu (31/01/21). Pria bernama asli Permadi Arya ini mempersilakan cuitannya tersebut untuk dikutip.

Dirinya memaparkan bahwa kata arogan yang dimaksud dalam cuitannya kala itu ditujukan untuk mantan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain. Kata arogan itu, kata dia, bukan dimaksud untuk Islam secara keseluruhan.

“Saya bilang ‘Islam pendatang dari Arab’ yang arogan & itu ditujukan ke Tengkuzul. yang saya maksud itu aliran Salafi Wahabi. Saat twit saya diviralkan bagian twit Tengku Zulnya dibuang, jadi seolah saya generalisasi islam,” paparnya.

saat ini, dirinya mengaku menjadi korban framing. Cuitannya pada waktu itu dipotong sedemikian rupa sehingga konteks pembicaraannya dengan Tengku Zulkarnain hilang.

“Aku tidak pernah ngomong Islam arogan. Aku ini memang dari kemarin kena framing, padahal aku nggak pernah bilang Islam arogan,” kata Abu Janda.

Dirinya juga diketahui membuat video klarifikasi yang diunggah di akun YouTube Abu Janda Aktivis pada Sabtu (30/01/21). Dalam video tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya adalah bagian dari warga Nahdlatul Ulama (NU) kultural.

“Saya bikin video ini untuk Kyai-kyai, Gus-gus, Ustaz-ustaz, dan semua warga NU yang saya cintai. ama saya Permadi Arya alias Abu Janda. Saya warga NU kultural, juga kaderisasi organisasi Bandung NU, izinkan saya menjelaskan kesalahan tulisan saya di Twitter,” jelas dia seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (31/01/21).

Pihaknya juga membantah cuitannya itu dimaksudkan untuk ormas Islam seperti Muhammadiyah atau NU.

“Yang saya maksud adalah Islam transnasional seperti Salafi Wahabi, yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal, seperti mengharam-haramkan sedekah laut,” ungkap Abu Janda.

“Jadi bukan Islam nusantara seperti NU dan Muhammadiyah. Yang saya maksud, Islam pendatang dari Arab, yakni Islam transnasional atau Salafi Wahabi. Bukan generalisasi semua Islam,” lanjutnya. (mra)