
ITALIA, 5NEWS.CO.ID,- Terlihat warna-warni yang mencolok pada bangunan rumah penduduk. Menjadikannya unik dan menarik. Menambah elok dipandang mata. Itulah ciri khas hunian warga di Pulau Burano, yang tersohor hingga mancanegara.
Berjarak 7 km dan 40 menit menaiki perahu dari Laguna Kota Air, Venesia. Memiliki sistem kanal air yang dihubungkan dengan jembatan, membuat para wisatawan memasukkan ‘menu wajib singgah’ bila ke Italia.
Namun, seiring perkembangan zaman, “pesonanya” perlahan memudar. Hingga ia diasingkan oleh sang tuan rumah.
“Banyak orang tidak ingin tinggal disini lagi. Karena ada beberapa kesulitan yang akan dihadapi. Misalkan air pasang atau bahkan biaya hidup di pulau ini,” cetus Andrea Bon, pribumi Burano.
“Hidup di sebuah pulau untuk hal-hal dasar seperti makanan, bensin, semuanya lebih mahal karena transportasi berada di atas air. Rumah dibelakang Saya ini dulunya adalah rumah bagi tujuh orang. Ketika orang tuanya meninggal, anak-anaknya pindah dan meninggalkan Burano, rumahnya dibiarkan kosong. Sekarang milik keluarga Saya tetapi tidak ada yang tinggal di sana,” terangnya, Selasa (21/1/20).
Populasi di Pulau Burano semakin menipis. Begitu juga dengan jumlah perajin, yang selama ini menjaga tradisi ekonomi agar tetap hidup. Mereka membuat renda dan kue mentega yang telah menjadi “trademark”.
Saban tahun pulau eksotis ini kehilangan 60 penduduk. Sebagian meninggal sebab faktor usia, sedangkan lainnya pindah ke daratan.
“Saya ingin terus hidup di sini, menjaga tradisi keluarga Saya dan membesarkan anak-anak Saya. Masa depan Saya di sini. Anak-anak hidup di pulau yang luar biasa ini. Kualitas hidup di Laguna tidak ada bandingannya dengan bagian dunia lainnya,” tegas Andrea.
Sementara itu, undang-undang yang sangat ketat dari otoritas terkait perubahan tata letak, membuat kehidupan modern di pulau tersebut menjadi sangat sulit. Bahkan setiap warga yang akan mengecat rumahnya, harus meminta ijin ke pemerintah lokal yang mengaturnya. (h@n)