Bantuan Virus Corona, Presiden Serbia: Solidaritas Eropa Dongeng Belaka

Presiden Serbia Aleksandar Vucic (Foto: AFP/SAKIS MITROLIDIS)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan solidaritas Eropa hanyalah cerita dongeng ketika Uni Eropa menolak mengekspor peralatan medis untuk virus Corona atau Covid-19 ke Serbia.

Keresahan ini diungkapkan Vucic dalam konferensi pers Ahad setelah Uni Eropa menolak ekspor alat medis di tengah pandemi COVID-19. Saat ini Serbia masih dalam proses pengajuan keanggotaan Uni Eropa.

“Solidaritas Eropa tidak ada. Itu adalah dongeng di atas kertas,” kata Vucic setelah menyatakan keadaan darurat virus Corona di negaranya, dikutip dari majalah National Review, (17/03/20).

“Sampai hari ini, seperti yang Anda tahu, kami bahkan tidak bisa mengimpor barang, sesuai keputusan Uni Eropa. (Presiden Komisi Eropa) Ursula von der Leyen mengatakan ini beberapa waktu yang lalu, kami tidak dapat mengimpor peralatan medis dari negara-negara UE,” tambah Vucic.

Vucic mengatakan bahwa karena Serbia tidak dapat membawa peralatan medis UE, negara itu hanya bisa meminta bantuan Cina, menurut laporan media investigasi Balkan Insight.

Vucic mengatakan bahwa dia telah meminta Cina untuk mengirim Serbia “segalanya” yang bisa dikirim. “Bahkan mengirim kami dokter, (karena) dokter kami sudah kewalahan,” katanya.

Markas Uni Eropa di Brussels pada hari Minggu memberlakukan larangan ekspor beberapa peralatan pelindung medis Uni Eropa dalam upaya untuk menjaga pasokan yang cukup untuk blok tersebut.

“Barang medis (alat pelindung) seperti itu hanya dapat diekspor ke negara-negara non-UE dengan otorisasi eksplisit dari pemerintah UE. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan karena kami membutuhkan peralatan itu untuk sistem perawatan kesehatan kami,” kata von der Leyen dalam pesan video di Twitter.

https://platform.twitter.com/widgets.js

Vucic menyatakan kemarahannya bahwa keputusan semacam itu telah dibuat oleh pejabat UE. “Orang-orang yang memberi kami kuliah di sini, (memberi tahu kami) bahwa kami tidak boleh membeli barang-barang Cina.”

Di bawah keadaan langkah-langkah darurat yang diumumkan oleh Vucic, Serbia telah melarang masuknya semua orang asing, kecuali diplomat, orang-orang dengan izin tinggal, dan warga negara Cina yang membantu Serbia mengendalikan virus Corona.

“Kami akan memohon (China) untuk datang dan membantu kami dengan segalanya,” kata Vucic.

Orang-orang yang diizinkan masuk ke Serbia harus mengkarantina diri selama setidaknya 14 hari. Pelanggaran dapat dijatuhi hukuman hingga tiga tahun penjara.

Orang-orang yang diizinkan memasuki Serbia tetapi berasal dari Italia, Swiss, Iran, Rumania, Spanyol, Jerman, Prancis, Austria, Slovenia, dan Yunani harus mengisolasi diri sendiri selama 28 hari.

Sejak Senin, taman kanak-kanak, sekolah, dan kampus di Serbia ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pelajar akan melakukan kegiatan belajar melalui siaran di Radio Televisi saluran pertama Serbia dan melalui platform online.

Pengusaha telah disarankan untuk merestrukturisasi praktik kerja sehingga sebanyak mungkin karyawan dapat bekerja dari rumah.

Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah sesering mungkin, transportasi umum akan dikurangi, dan jalur bus malam dibatalkan.

Serbia telah mengkonfirmasi 55 kasus coronavirus tanpa kematian pada hari Senin, menurut New York Times. Namun, negara itu mengumumkan keadaan darurat pada hari Minggu.

Sementara, negara-negara Uni Eropa termasuk Italia, Prancis, dan Spanyol, telah memberlakukan lockdown untuk menahan penyebaran wabah Virus Corona. (mra)