
Pati, 5NEWS.CO.ID,- Seekor macan tutul berusia 1,5 tahun ditemukan mati di Desa Plukaran, Gembong, Pati pada Minggu (12/01/20) lalu. Penemuan satwa langka ini oleh salah seorang warga bernama Siti di sekitaran belakang rumahnya.
Karnivora bernama latin panthera pardus males ini ditemukan mati dengan kondisi anus berdarah. Namun saat proses otopsi, tidak ditemukan bekas benda tumpul ataupun perburuan. Anak macan tutul tersebut diketahui keluar dari kawasan hutan lindung Pegunungan Muria.
Dari sejumlah informasi yang dikumpulkan 5NEWS.CO.ID, bangkai satwa langka ini ditemukan secara tidak sengaja. Kepala Desa Plukaran, Mulyono mengatakan awalnya salah seorang warga bernama Siti hendak mencari rumput di belakang rumah kemudian kebetulan ia melihat bangkai yang mencurigakan.
Setelah didekati, ternyata bangkai anak macan tutul berjenis kelamin jantan. Saat ditemukan kondisinya sudah dikerumuni lalat. ia diperkirakan mati beberapa hari sebelum ditemukan.
“Warga sudah mengubur bangkai itu. Namun setelah kami laporkan, tim BKSDA langsung turun tangan untuk mengecek kebenarannya. Macan itu langsung dibawa tim BKSDA,” terang Mulyono.
Di lain tempat, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto menyampaikan bahwa kematian macan tutul tersebut dikarenakan cuaca yang berubah-ubah dan salah menelan makanan.
“Bangkainya sudah di-rontgen oleh dokter hewan Hendrik dan tidak ditemukan bekas benturan benda tumpul. Saat ini masih dilakukan otopsi. Hasilnya Jumat nanti,” terangnya.
Sementara itu, M. Widjianarko dari Muria Research Center (MRC) Indonesia membenarkan, macan tutul di Pegunungan Muria memang ada. Tetapi, memang belum pernah ada riset secara khusus tentang hal itu. “Macan tutul menjadi penjaga keseimbangan ekosistem di kawasan Pegunungan Muria,” imbuhnya. (mra)