AS Mundur dari Konfrontasi Militer Lawan Iran

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang memerintahkan pembunuhan terhadap Jenderal Iran

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,– Presiden Amerika Serikat, Donlad Trump menyatakan mundur dari konfrontasi militer dengan Iran. Hal itu disampaikan Trump dalam pidatonya di Gedung Putih pada Rabu (08/01/20) waktu setempat. Trump berpendapat bahwa AS memang memiliki kemampuan militer yang baik, namun itu bukan berarti mereka akan menyerang balik Iran.

Selain itu, Trump menilai Iran akan mundur dari konfrontasi tersebut usai mengirimkan sepuluh rudal ke pangkalan militer AS di Bandara al-Asad, Iraq. Ia menekankan bahwa AS tidak mencari gara-gara untuk perang.

“Rudal kami besar, kuat, akurat, mematikan, dan cepat. Fakta kami memiliki peralatan dan militer yang kuat. Tetapi, itu tidak berarti kami harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya,” kata Trump dikutip dari The Guardian, Kamis (09/01/20).

Komentar Trump itu mendinginkan situasi di tengah kekhawatiran akan terjadi konflik terbuka antara Iran dan AS setelah ia memerintahkan pembunuhan terhadap perwira tinggi militer Mayor Jenderal Qassem Soleimani.

Meski demikian, Trump mengaku akan tetap menjatuhkan sanksi ekonomi baru kepada Iran. Dia juga menegaskan tetap melarang Iran untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran sebelumnya telah mengumumkan bahwa pihaknya sudah tidak lagi mematuhi batasan pengayaan uranium dalam perjanjian nuklir 2015.

Dalam perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan Of Action (JCPOA) 2015 yang digagas di era Presiden Barrack Obama itu menetapkan Iran harus membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan pengembangan senjata nuklir yang seharusnya 90 persen.

Perjanjian tersebut juga ditandatangani oleh negara-negara besar seperti Inggirs, Perancis, Jerman, China, Rusia, dan Uni Eropa. Tetapi di bawah komando Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian itu pada Mei 2018. (mra)