Angka Kasus Positif dan Kematian Akibat Covid-19 di Wonosobo Melonjak, Ini Penyebabnya

Warga melintas di dekat mural bergambar tenaga medis dan Virus Corona di kawasan Bantul, D.I Yogyakarta, Selasa (23/6/2020). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.)

Wonosobo, 5NEWS.CO.ID,- Angka kasus konfirmasi positif dan angka kematian akibat Covid-19 di Kab. Wonosobo, Jawa Tengah melonjak tinggi per bulan Juli 2021. Hal ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menduga banyaknya kasus kematian karena Covid-19 salah satunya diakibatkan oleh terlambatnya penanganan. Warga yang terpapar datang ke fasilitas kesehatan setelah keadaan mereka sudah dalam kondisi yang parah.

“Sehingga di kabupaten Wonosobo yang meninggal banyak ini rata-rata orang yang datang ke Rumah Sakit dalam kondisi sudah sakit agak berat, tetapi dia bukan isoman, kalau isoman jelas datanya, nah ini artinya sakit tapi tidak terpantau sehingga fatal,” katanya, dikutip dari laman Pemkab Wonosobo, website wonosobokab.go.id, Jumat (7/8/2021).

Oleh karena itu, bupati meminta agar masyarakat memahami betapa bahayanya virus ini. Dengan demikian, masyarakat bisa mengantisipasi dengan tetap menjaga kesehatan masing-masing serta saling membantu dan mengingatkan untuk tetap disiplin prokes dan menaati imbauan pemerintah.

Dia juga meminta masyarakat membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, baik terhadap penanganan Covid-19 maupun efek yang ditimbulkan akibat pandemi ini.

Afif juga mengajak masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 terutama varian Delta yang sangat mudah menyebar dan menular. Masyarakat diminta untuk mengenali gejala-gejala yang ditimbulkan jika terpapar virus tersebut.

Jika merasakan gejala yang hampir mirip dengan gejala Covid-19 agar segera melakukan tes pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Atau setidaknya melakukan isolasi mandiri terdata dengan melaporkan kepada Ketua RT setempat atau kepada satgas atau tenaga kesehatan terdekat, agar bisa terpantau.

“Saya melihat dan memantau, masih banyak saudara kita yang sebenarnya punya gejala yang hampir mirip dengan Covid-19, ya pilek, batuk, hilang penciumanya tapi enggak mau periksa ke puskesmas, dokter, apalagi rumah sakit karena takut di swab, takut jika positif, sehingga ini menjadi PR untuk kita semua,” ucap dia.

Dia mengimbau seluruh elemen masyarakat bahu membahu, saling membantu dan mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan patuh terhadap imbauan yang dikeluarkan pemerintah. (mra)