Akibat Virus Corona, Bursa Saham China Anjlok

Bursa saham China yang terus merosot akibat krisis virus corona (sumber foto: VOA Indonesia)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID, – Bursa saham China anjlok karena sebagian besar saham utama jatuh pada pembukaan, Senin (03/02/20). Bursa saham China baru dibuka setelah 10 hari libur karena Tahun Baru Imlek. Shanghai Composite Index turun 8,73 persen, atau 259,83 poin. Sedangkan, Shenzen Composite Index merosot 8,99 persen, atau 158,02 poin.

Dikutip dari AFP, skala penurunan kedua saham tersebut cukup besar, walaupun pergerakan standar pasar saham China memang terkenal sangat fluktuatif. Anjloknya kedua bursa saham China ini karena keprihatinan mendalam atas dampak ekonomi virus corona. Yuan juga melemah hampir 1,5 persen terhadap dolar AS.

Namun, bursa saham Hong Kong, yakni indeks Hang Seng naik 0,17 persen, dalam beberapa menit pertama.

China sebagai negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia telah ditutup pada 24 Januari untuk liburan Tahun Baru Imlek. Saat itu, epidemi virus corona dari Wuhan, China telah menyebar hingga ke seluruh dunia.

Kekhawatiraan global telah mengakibatkan persediaan dan nama-nama perusahaan besar mengurangi operasi mereka di China. Kelumpuhan ini mengancam rantai pasokan global karena begitu banyak produk dunia yang diproduksi di sana.

Bank Sentral China mengatakan akan memompa 1,2 triliun yuan (setara dengan US$173 miliar) ke dalam ekonomi China pada Senin untuk membantu mengatasi kerugian pasar.

“Investor akan melepaskan ‘emosi’ mereka di awal pembukaan dan kemudian mengambil keputusan lebih lanjut berdasarkan situasi epidemi dan langkah-langkah stimulus potensial yang diluncurkan oleh pemerintah,” ujar Zhang Qi, Analis Haitong Security.

Zhang Qi menambahkan pertanyaan seperti apakah penyebaran epidemi corona terkendali secara efektif dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan terhadap ekonomi yang membuat stres para investor.

Saham perusahaan perjalanan dan pariwisata pun ikut anjlok setelah China mengekang perjalanan domestik untuk memperlambat virus dan semakin banyak negara dan maskapai penerbangan menghentikan atau mengurangi perjalanan ke China.

Saham International China Travel Service dengan cepat turun maksimum 10 persen. Saham China Southern Airlines turun 2,99 persen dan China Eastern Airlines turun 2,51 persen.

Saham individu China terbatas pada pergerakan harian 10 persen di kedua arah untuk membatasi volatilitas, setelah itu perdagangan saham tersebut akan ditangguhkan.

Bank Rakyat China (BPOC) mengatakan intervensi pasarnya bertujuan untuk menjaga likuiditas yang masuk akal dalam sistem perbankan, serta untuk pasar mata uang yang stabil selama epidemi.

Ekonomi China diperkirakan akan menerima pukulan akibat dari krisis besar yang telah membuat kawasan industri berhenti ini. (mra)